Santai Jadi Buronan Kasus Bunuh dan Kubur Cor Semen Karyawan Koperasi, Antoni Ditangkap Lagi Makan di Padang
KAWAL TETAT: Anggota dari Jatanras Polda Sumsel dan Satreskrim Polrestabes Palembang, kawal ketat Antoni (tengah), keluar dari pintu kedatangan Domestik Bandara SMB II Palembang, Sabtu (29/6), pukul 18.30 WIB. -FOTO: BUDIMAN/SSUMEKS-
Hanya saja, tidak terlihat istrinya Antoni, berinisial HP. Dimana sebelumnya dikabarkan, Antoni kabur bersama istrinya. “Hanya pelaku yang diamankan, istrinya tidak diamankan. Namun kami masih mendalami dugaan keterlibatan istrinya,” aku Haris Dinzah.
Setelah tiba di Palembang ini, sambung Haris, Antoni langsung dibawa untuk menjalani pemeriksaan di ruang penyidik Unit Pidum Satreskrim Polrestabes Palembang. “Untuk selengkapnya nunggu rilis, hari Senin (1/7). Sebab pelaku harus diperiksa dulu,” tukasnya.
Anggota yang terlibat penangkapan, mengungkapkan pelaku Antoni ini sempat lolos dan kabur saat disergap. Dia mengendarai mobil Calya. Setelah disisir lebih lanjut, mobil yang dicurigai itu terlihat parkir di salah satu restoran atau rumah makan. “Kami berhenti, memeriksa mobil itu,” ucapnya.
Namun pengendara mobil itu tidak ada lagi di dalam mobil tersebut. Anggota dari Ditreskirmum Polda Sumbar yang memback up Polda Sumsel dan Polrestabes Palembang, lalu bertanya kepada tukang parkir setempat.
“Kemudian kami melihat rekaman CCTV restoran tersebut, terlihat target (Antoni) sedang makan. Saat itu pelaku langsung kami amankan," ucap sumber koran ini. Hanya saja setiba di Palembang tadi malam, Antoni bungkam dari pertanyaan awak media.
Sebelum sukses memiliki Distro Anti Mahal dan memiliki rumah mewah lebih dari Rp1 miliar, ternyata Antoni pernah bekerja di sebuah toko jam di kawasan Tengkuruk Permai, Kelurahan 16 Ilir, Kecamatan IT I, Palembang.
"Adalah beberapa tahun kerja di toko jam tersebut, bahkan sering juga mengobrol di saat jam istirahat,” ucap pria berinisial M, mantan teman kerja Antoni, di toko jam sebut, saat diajak ngobrol, Sabtu (29/6).
Kesehariannya saat itu, Antoni disebutnya tidak banyak tingkah dan rajin bekerja. Saat itu, Antoni bercerita memang bercita-cita ingin membuka toko juga, punya rumah, dan mobil. “Namun saat ditanya, ia hanya menjawab mau kumpulin modal dulu,” kenangnya.
Ternyata setelah Antoni berhenti kerja dari toko jam itu, dia benar-benar membuka toko baju dari awal. Sampai sebesar itu, Distro Anti Mahal, di Jl H Dahlan HY, Maskarebet, Kecamatan AAL, Palembang. “Ternyata dia sudah sukses, semua keinginannya itu bisa tercapai. "Sebagai orang yang pernah kenal, tentunya bangga melihat kesuksesannya sekarang,” imbuh M.
Namun belakangan, dia justru kaget, Antoni dan tokonya viral. Lebih mengejutkannya lagi, viralnya oleh terlibat kasus pembunuhan. “Apalagi waktu melihat fotonya, sama dengan orang yang sering ngobrol dengan saya dulu," ucap M sedih.
Dia sangat menyayangkan kalau sampai nekat membunuh, hanya gara-gara utang yang tidak seberapa. Dengan aset yang dimilikinya, seharusnya Antoni bukan cuma bisa meminjam uang puluhan juta, malahan bisa miliaran di bank. “Tapi tidak tahu, kenapa kok minjam di koperasi,” sesalnya.
Namun semua ini sudah terjadi. Dia hanya berharap, Antoni dan keluarga tabah menghadapinya. Bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Ini semua cobaan serta ujian, semoga dia bisa menerima semuanya itu dengan sabar. Karena apapun alasannya itu, tidak dibenarkan untuk membunuh orang," tegasnya, sembari makan siang di warteg.
Untuk diketahui, dalam perkara ini polisi sudah lebih dulu menangkap pelaku lainnya, Pongki Saputra. Dia diringkus di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, oleh Unit Ranmor Satreskrim Polrestabes Palembang, Unit 4 Jatanras Polda Sumsel, dan Unit Reskrim Polsek Sukarami, Selassa (25/6).
Dari nyanyian Pongki, diketahui jasad korban dikubur dan cor semen di belakang Distro Anti Mahal milik Antoni, sebagai otak pelakunya. Satu pelaku lagi, disebutnya Kalf, adik ipar Antoni, yang merupakan temannya Pongki.
Disebutnya, Antoni kesal dengan korban yang terus menagih, dari pinjaman Rp10 juta yang bunganya mencekik. Sehingga Antoni merencanakan membunuh korban, begitu disuruh datang ke distro. Antoni sudah menyiapkan kunci pas, Pongki dan Kalf pura-pura sebagai pembeli.