Terkesan Sangar, Sosok yang Humble
*Abah Thoyib Dimakamkan di Pemakaman Keluarga
Sempat menjalani perawatan intensif di RS RK Charitas beberapa hari terakhir, tokoh masyarakat HM Thoyib Akib yang akrab disapa Abah Toyib berpulang dalam usia 77 tahun. Dia menghadap Sang Khalik, Rabu (1/3), sekitar pukul 07.30 WIB.
Kabar duka meninggalnya sang jawara legenda itu dengan cepat menyebar. Ratusan pelayat kemarin mendatangi rumah duka di Jl Aiptu Wahab, Kelurahan 15 Ulu. Mobil ambulans tiba sekitar pukul 08.00 WIB, langsung disambut keluarga, kerabat dan tetangga.
"Abah sudah dirawat beberapa hari di rumah sakit. Seluruh keluarga sudah ikhlas. Mohon doa terbaik agar Abah mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah swt,” kata Hendra, kerabat almarhum, kemarin. Almarhum menderita sakit ginjal dan paru-paru.
Tampak hadir di rumah duka, Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang, Fitrianti Agustinda, Sekda Drs Ratu Dewa beserta rekan dari menantu almarhum yang merupakan anggota DPRD Kota Palembang, Fahri Adianto.
Seperti Ahmad Taufik, RM Indra Kesuma, Adzanu G Nusantara dan lainnya. Usai zuhur, jenazah disalatkan di rumah, lalu dibawa ke pemakaman keluarga yang berlokasi sekitar 50 meter dari rumahnya.
“Abah Toyib merupakan sosok yang sangat mengayomi semua warga dan kita juga tahu pengaruhnya. Juga sumbangsihnya ke masyarakat sangatlah besar. Kita semua berduka,” kata Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda.
“Beliau ini juga sosok ayah yang kerap memberikan nasihat dan mengingatkan kita saat melakukan kekeliruan. Oleh karena itu, kita merasa sangat kehilangan," ungkap dia. Rekan almarhum, Mail mengungkapkan, Abah Toyib teman yang asyik untuk diajak ngobrol.
“Dia sering membantu orang yang membutuhkan bantuan darinya. Meskipun terlihat sangar, namun kepribadiannya sangat baik dan mengayomi,” kata dia. Ditambahkan Mail, mungkin pada masa mudanya memiliki catatan yang kurang baik.
Di masa mudahnya, dia pernah ikut Kosgoro pada 1980, AMPI sampai 1985. Lalu jadi Ketua Pemuda Pancasila SU 1 sampai dipercayai menjadi Ketua Pemuda Pancasila hingga 2000. Kemudian mendirikan Paguyuban Masyarakat Palembang Bersatu (PMPB) di tahun itu juga.
Di bawah kepemimpinannya, PMPB menjadi organisasi besar di Kota Palembang, dengan jumlah anggota ribuan orang. Kakek 24 cucu itu juga pernah jadi penasihat 10 perusahaan.
“Tapi seiring perjalanan waktu, beliau berubah. Bersama keluarga menunaikan ibadah haji pada 2003. Sering bantu masyarakat dan berbagai kebaikan lainnya. Kalau tidak tahu watak dan kepribadiannya, mungkin kita akan langsung keder melihat dia. Tapi kalau sudah mengenalnya, maka perspektif itu akan beda,” beber Mail.
Almarhum juga sangat menyayangi keluarga. Dikenal sosok yang pegang prinsip. "Beliau memegang komitmen dan menepati janji. Prinsip dari Abah, dia akan menolong siapa pun, namun tidak terkait persoalan hukum," pungkasnya.
Ketua RT 10 Kelurahan 15 Ulu , Ardiansyah mengatakan, almarhum sebagai tokoh masyarakat sangat membantu masyarakat. Mendengarkan berbagai keluhan, memberikan bantuan baik moril maupun materil. "Kami sangat terbantu dengan beliau juga mengayomi. Warga di sini benar - benar merasa kehilangan "katanya.(afi)