https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kloter 2 Pulang, Keluarga Rebutan Peluk Hingga Cium Kaki. Sudah 19 Jemaah Sumsel Meninggal

CIUM KAKI : Seorang keluarga jemaah mencium kaki orang tuanya yang pulang dari Tanah Suci bersama kloter 2, kemarin (24/6). -FOTO: EVAN ZUMARLI/SUMEKS-

Dari embarkasi/debarkasi Palembang ada 19 orang. Rinciannya, 2 jemaah meninggal di embarkasi, tepatnya di rumah sakit, sebelum keberangkatan. Sedangkan 17 jemaah lainnya meninggal di Tanah Suci.

Pada fase pemulangan jemaah haji, PPIH memberikan kesempatan bagi jemaah yang ingin tanazul atau pulang lebih cepat dari jadwal yang seharusnya. Bisa juga, pengunduran waktu pulang yang seharusnya mungkin lebih awal. 

“Tanazaul ini prioritas untuk jemaah lansia, terutama jemaah lansia berisiko tinggi (risti),”  beber anggota Media Center Kementerian Agama (Kemenag), Widi Dwinanda. Dijelaskannya, kemarin terdapat 21 kloter dengan jumlah jemaah haji sebanyak 8.297 orang. Mereka telah dan akan diterbangkan ke Tanah Air, termasuk satu kloter dari debarkasi Palembang. 

Terpisah, Kantor Gubernur Mekah Al Mukarramah merilis pengumuman dari Kementerian Kesehatan Saudi yang menyebutkan ada 1.301 jemaah haji meninggal. Itu data sementara, karena proses pemulangan belum tuntas. Kematian mereka umumnya disebabkan suhu panas yang ekstrem.

“Kementerian Kesehatan telah merilis ada 1.301 jemaah yang wafat pada musim haji  2024 ini,” kata Nasrullah Jasam. Dari jumlah yang meninggal itu, sekitar 83 persen di antaranya adalah jemaah haji tidak resmi atau menggunakan visa non haji,” sambungnya.

Sementara, suhu di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada periode menjelang dan sesudah puncak haji sangat ektrem panasnya. Mencapai lebih dari 50 derajat celsius.

“Pemerintah Saudi terus berupaya mengindentifikasi jemaah yang wafat agar bisa dihubungi keluarga, menerbitkan sertifikat kematian, serta memakamkannya,” terang Nasrullah.

Sebelumnya, Kepala Bidang Kesehatan pada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), dr Indro Murwoko, mengatakan bahwa angka kematian jemaah haji Indonesia saat puncak haji di Armuzna mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Dia mencatat, ada 40 jemaah haji Indonesia yang wafat pada periode ini. Sebanyak 11 jemaah wafat di Arafah dan 29 jemaah wafat di Mina.

“Jemaah wafat secara keseluruhan ada 40 orang. Dari data itu, ada yang meninggal di tenda, pos kesehatan, dan rumah sakit Arab Saudi, baik di Arafah maupun Mina,” terang dr Indro.

Jika dibandingkan dengan 2023, jumlah jemaah yang wafat pada periode Armuzna tahun ini lebih kecil. 

Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat jumlah jemaah wafat periode Armuzna pada 2023 sebanyak 64 orang. Jumlah ini terdiri atas 13 jemaah wafat di Arafah dan 51 orang wafat di Mina.

BACA JUGA:Diwarnai Keterlambatan, 450 Jemaah Haji Palembang Kloter Pertama Mendarat di Bandara SMB II

BACA JUGA:Pemulangan Jemaah Haji, Cek Persiapan dan Layanan yang Dilakukan Kemenag

Dijelaskan dr Indro Murwoko, jemaah haji Indonesia meninggal di Tanah Suci mendapat penanganan sesuai prosedur. Ketika ada jemaah meninggal, tenaga kesehatan akan membuat Certivicate of Death (COD).

Setelah itu, petugas akan berkoordinasi dengan kantor maktab atau kantor sektor atau kantor daker untuk melengkapi persyaratan administrasi lainnya, seperti surat kesediaan dimakamkan, dan yang lainnya. (*)

Tag
Share