Jamkrindo Wujudkan Visi Indonesia Menuju Negara Maju 2045
DAPAT KUR : Para pedagang jamu keluar dari Kampung Jamu Bintara, Lorong Bintara RT 16, Kelurahan Kuto Batu, Kota Palembang beriringan. Mayoritas pedagang jamu di lorong ini sudah mendapat fasilitas KUR perbankan didukung PT Jamkrindo.-Foto : Evan Zumarli/Sumateraekspres.id-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Tren pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini rata-rata sekitar 5 persen per tahun, misalnya triwulan I 2024 sebesar 5,1 persen secara year on year (yoy). Dengan kisaran angka tersebut, pada 2042 proyeksi GNI (gross national income) per kapita hanya US$ 15.000. Itu artinya Indonesia masih terjebak di fase MIT (middle income trap), sehingga sangat sulit bagi negara ini mencapai visi negara maju pada 2045.
Untuk mewujudkan Indonesia Emas dengan pendapatan tinggi, setidaknya pertumbuhan ekonomi minimal 6 persen supaya proyeksi GNI per kapita tahun 2042 bisa masuk high income senilai US$ 18.790. Namun mengakselerasi laju perekonomian sebesar itu tentu tidak gampang, perlu berbagai kebijakan strategis dari Pemerintah dan peran stakeholder terkait.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan nilai PDB RI tahun 2022 atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp19.588,4 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 sebesar Rp11.710,4 triliun. Dari jumlah itu, 64,2 juta UMKM yang ada menyumbang PDB masing-masing Rp12.125,2 triliun dan Rp7.248,7 triliun. Kontribusinya sekitar 61,9 persen PDB dan menyerap tenaga kerja nasional 97 persen.
Artinya untuk mendorong ekonomi menuju Indonesia maju dan membangun bangsa yang lebih kuat, kunci utamanya meningkatkan pertumbuhan UMKM Tanah Air. Dengan naiknya kapasitas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah tersebut, PDB RI akan cepat melesat. Hal ini disadari PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), karena itu komitmen perusahaan memperjuangkan UMKM dan mendorongnya naik kelas.
Jamkrindo meyakini keberlanjutan bisnis UMKM meningkatkan ketahanan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan guna membangun negara yang tangguh secara ekonomi. Dengan semangat “Championing SMes: Building a Stronger Nation”, Jamkrindo menjalankan perannya menjembatani UMKM feasible namun belum bankable memperoleh akses pembiayaan yang efektif dan efisien. Dengan penjaminan kredit dari Jamkrindo, UMKM dapat mengakses pembiayaan yang dibutuhkan, baik melalui perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.
Keseriusan Jamkrindo membuka akses tersebut terlihat dari besarnya realisasi volume penjaminan tahun 2023 sebesar Rp377,63 triliun, sementara 2024 ditarget mencapai Rp414 triliun. Dengan proporsi 60 persen penjaminan non program dan 40 persen program. Pada segmen program Pemerintah, anggota holding BUMN Indonesia Financial Group (IFG) ini menjadi penjamin pinjaman pengganti agunan seperti KUR (kredit usaha rakyat) dan KMK (kredit modal kerja) dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Total hingga 2023, jumlah penjaminan kredit UMKM sekitar 3,5 juta.
Sementara non program, Jamkrindo memberikan penjaminan kredit umum, mikro, pengadaan barang/jasa, konstruksi, distribusi barang, hingga surety bond, customs bond, penjaminan supply chain financing, dan kredit lainnya.
Manfaat kemudahan akses mendapatkan KUR, kredit mikro, dan sejenisnya sudah banyak dirasakan debitur UMKM di Indonesia, khususnya Kota Palembang. Berkat Jamkrindo, UMKM feasible yang belum bankable pun memperoleh KUR atau kredit mikro dari beberapa perbankan yang kerjasama, seperti para pedagang jamu yang tergabung dalam Komunitas Kampung Jamu Bintara 16.
Mereka mayoritas orang Jawa perantauan dari Sukoharjo, Jawa Tengah yang menetap di Lorong Bintara RT 16, Kelurahan Kuto Batu, Kecamatan IT III, Kota Palembang sejak tahun 1970. Dari KUR pula, mereka bisa bertahan puluhan tahun, membangun rumah, menyekolahkan anak, dan sebagainya. “Walau di perantauan, kami pedagang jamu tetap mampu bertahan puluhan tahun,” ujar Koordinator Komunitas Kampung Jamu Bintara, Dian Lestari Ekawati, Sabtu (22/6/2024).
Dian mengakui sejak 10 tahun terakhir para pedagang jamu mendapatkan KUR dari sejumlah perbankan berbunga rendah 6 persen efektif per tahun dan tanpa agunan. Bagi UMKM yang belum bankable seperti pedagang jamu tentu sulit jika harus mengakses kredit komersil (kredit usaha) perbankan yang banyak syarat.
“Dengan adanya penugasan KUR oleh Pemerintah kepada perbankan dan penjaminan kredit dari PT Jamkrindo, telah membantu kami mengakses pinjaman untuk modal usaha sehari-hari,” tuturnya lagi. Misalnya ketika pedagang jamu harus menyetok bahan baku tanaman obat/rempah-rempah lebih banyak, seperti jahe, kunyit, kencur, lengkuas, temulawak, sambiloto setiap minggu guna meningkatkan produksi jamu.
“Saking membantunya, pedagang beberapa kali top up KUR dan kami tak pernah kesulitan. Ada yang sampai 3-4 kali, dengan plafond awal cuma Rp5 juta selama 2 tahun, sekarang pinjaman beberapa pedagang mencapai Rp50 juta dengan tenor yang sama,” terang Dian.
Berkat KUR pula, pendapatan pedagang terus bertambah sehingga mereka bisa membangun rumah, membeli kendaraan, menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi (PT). Ke depan yang sedang pedagang pikirkan bagaimana meningkatkan skala usaha pedagang jamu menjadi lebih besar dan naik kelas. Seperti memperbanyak produksi, tak hanya jamu cair keliling kota, juga bubuk yang tahan lama sehingga bisa kirim-kirim ke berbagai kota di Indonesia.
“Ini yang masih jadi kendala. Jamu kan produk cair dan fresh, minuman yang ready to drink tanpa pengawet sehingga tidak tahan lama. Saya juga jualan jamu, tetapi via online, itu pun sebatas dalam kota. Ada pesanan langsung kirim melalui kurir. Untuk jualan di marketplace, kirim luar kota kan berhari-hari. Produknya harus kita jamin awet dan berupa bubuk kemasan,” bebernya.
Sementara memproduksi bubuk jamu memerlukan mesin ekstraktor, produksi manual terlalu lama. “Kami berharap selain memperoleh KUR, juga diberdayakan, dan diberikan bantuan peralatan misalnya mesin pengolah jamu. Dengan begitu pedagang jamu bisa memperluas penjualan, tak hanya menjual langsung juga memasarkan via online sampai seluruh Nusantara,” tegasnya.
Meski, rata-rata pedagang jamu yang ada ini sudah sepuh, kecuali yang menurunkannya sampai generasi anak cucu. “Setiap hari sekitar 23 pedagang jamu di kampung kita beramai-ramai keluar rumah berjualan jamu. Ada yang masih mengendong jamu tradisional dan naik angkot, mengayuh sepeda, atau mengendarai sepeda motor keliling kota ke Kenten, Mata Merah, Pasar Kuto, Pasar 16 Ilir,” tutur Dian. Pulangnya cepat, kadang sudah habis jam 10 pagi. Pendapatan bersihnya lumayan Rp150 ribu-Rp200 ribu per hari atau Rp4,5-6 juta per bulan.
Hal yang sama dirasakan Ahmad Fikri, pemilik usaha Asia Songket yang buka toko di Gedung Kompleks Ilir Barat Permai (IBP) Palembang. Tak sekedar dukungan pada program KUR, PT Jamkrindo bahkan mengajak langsung Ahmad Fikri menjadi mitra binaan. “Staf Jamkrindo Palembang mendatangi saya langsung menawari menjadi mitra binaan,” ceritanya kepada Sumateraekspres.id akhir pekan lalu (22/6).
Pilihan Jamkrindo pada Asia Songket mengingat UMKM ini mengangkat produk khas daerah yang memasarkan kain songket Palembang. Ahmad Fikri mendapatkan pinjaman kemitraan 2 kali, masing-masing sebesar Rp50 juta dengan tenor 2 tahun. “Bunga pinjamannya tidak sampai 3 persen setahun. Kreditnya sangat murah, makanya saya tertarik,” sebutnya. Tapi yang menguntungkan bukan soal pemberian modal saja, BUMN ini juga membantunya memasarkan songket sampai ke kancah mancanegara.
“Saya sering sekali diajak Jamkrindo mengikuti pameran pada event Sriwijaya Expo di Palembang, Kriyanusa Dewan Kerajinan Nasional di Jakarta atau Yogyakarta, sampai Indonesia Creative Product Festival/ICPF di Malaysia. Dari sini pula Kesultanan Malaka tertarik memesan produk songketnya untuk dekorasi atau elemen interior kerajaan, seperti pada furniture, dinding, ceiling.
“Setiap kali pameran omsetnya bisa lebih dari Rp10 juta sehari. Kalau cuma jualan di toko tidak sebesar itu,” imbuh Ahmad Fikri. Apalagi semua biaya transportasi, akomodasi, stand pameran ditanggung full dan UMKM didampingi sampai event tuntas. Lewat pameran pula, brand Asia Songket terangkat dan dikenal dunia, omset naik berlipat-lipat, reseller terus bertambah.
Saat ini, Asia Songket memproduksi sekitar 150-200 pieces kain songket sebulan dan 500 pieces kain tajung dan jumputan. Total ada sekitar 50 perajin songket yang dibina, menyebar di wilayah Plaju, Indralaya, Kayuagung.
“Mereka kita bina langsung. Kita berikan benangnya, gedogan (alat tenun songket) beserta peralatan gulungan, penyincing, beliro, cahcah, gun,” paparnya. Soal harga, kain songket dijual Rp1,5 juta-Rp3 juta, sementara kain tajung dan jumputan Rp150 ribu-Rp400 ribu per lembar kain.
Di awal Maret 2024, PT Jamkrindo kembali mengikutsertakan UMKM binaannya pada event International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2024. Dalam pameran kerajinan tangan terbesar di Asia Tenggara yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) tersebut, Jamkrindo menampilkan produk bambu/kayu “Craftote”.
UMKM ini menawarkan produk home decor ramah lingkungan dari serat alam, yang dianyam langsung oleh pengrajin secara tradisional. Ini menjadi bukti bahwa Jamkrindo senantiasa mendukung pengembangan UMKM hingga naik kelas dan memberikan kontribusi bagi perekonomian Tanah Air.
Rika C Rambang, Pemilik Craftote mengatakan ia baru pertama kali mengikuti INACRAFT dan pertama kali juga melalui Jamkrindo. “Saya senang sekali dengan dukungan Jamkrindo. Tempat ini (booth, red) luar biasa buat saya dan saya berkesempatan langsung bertemu dengan Pak Presiden, menceritakan barang-barang yang kami jual,” cerita Rika.
HOME DECOR : Rika C Rambang, Pemilik Craftote yang juga mitra binaan PT Jamkrindo menjelaskan produk home decor ramah lingkungan yang ia produksi kepada Presiden RI, Joko Widodo saat pameran INACRAFT 2024. -Foto : DOK Jamkrindo-
Dikatakan, omset selama pameran sangat besar. Ada pembelian ritel secara langsung, bahkan Craftote mendapatkan buyer dari dalam dan luar negeri usai acara INACRAFT, seperti dari Afrika, Eropa, dan Bali. Ini sesuai dengan target Jamkrindo memperluas pasar UMKM binaan, mengingat INACRAFT dihadiri ribuan pengunjung, buyer dalam dan luar negeri, tamu-tamu internasional, serta pejabat negara.
Direktur Utama Jamkrindo, Akhmad Purwakajaya mengatakan Jamkrindo menerapkan prinsip CSV (creating shared value) dimana perusahaan komitmen menciptakan value, baik dalam hal menciptakan economic value maupun social value secara keseluruhan untuk kesejahteraan masyarakat luas. Makanya Jamkrindo sangat mendukung UMKM dalam upaya memperkuat perekonomian negara dan penguatan bangsa.
Tak hanya meningkatkan aksesibilitas finansial UMKM kepada lembaga keuangan lantaran ketiadaan atau kekurangan agunan memperoleh pembiayaan, Jamkrindo ikut memberdayakan dan membantu pemasaran produk UMKM. “Kami rutin memberikan workshop kepada UMKM berupa edukasi literasi keuangan terkait pentingnya laporan keuangan untuk mendukung akses permodalan,” tambah Sekretaris Perusahaan Jamkrindo, Aribowo dalam keterangannya.
Demikian pemasaran UMKM, lanjut Aribowo, Jamkrindo mempromosikan produk UMKM binaan pada ajang pameran misalnya saat INACRAFT 2024. “Kami berharap dengan mengikutsertakan mitra binaan pada pameran nasional dan internasional, bisa membantu akses perluasan pasar. Kegiatan ini rutin sebagai aksi nyata mendorong pelaku UMKM naik kelas dan berdaya saing guna mendukung perekonomian RI,” sebutnya.
Jamkrindo pun mendorong pelaku UMKM memanfaatkan artificial intelegent (AI) melalui ChatGPT. “Penggunaan ChatGPT memudahkan mereka merencanakan strategi pemasaran, memberikan informasi tren pasar, meningkatkan interaksi dengan pelanggan, dan menganalisis data pelanggan. Hal ini akan meningkatkan produktivitas bisnis UMKM menjadi lebih efisien,” tandas Aribowo. (fad)