Kalender Kompetisi Harus Selaras dengan Timnas
PAPARAN: Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan dukungannya terhadap keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang telah menyusun kalender kompetisi Liga 1 dan Liga 2 untuk tiga tahun ke depan mulai musim 2024/2025. -Foto: PSSI-
JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan dukungannya terhadap keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang telah menyusun kalender kompetisi Liga 1 dan Liga 2 untuk tiga tahun ke depan mulai musim 2024/2025.
Erick menegaskan, jaminan kalender kompetisi ini tidak hanya akan meningkatkan profesionalisme Liga Indonesia, tetapi juga memberikan dampak positif bagi Tim Nasional (Timnas) dan Badan Tim Nasional (BTN).
"Alhamdulillah, setelah diskusi panjang antara Liga, PSSI, BTN, dan Timnas, kita memiliki jaminan kalender untuk tiga tahun ke depan tanpa perubahan. Dengan slot yang jelas untuk liga dan Timnas, beberapa pertandingan penting seperti kualifikasi Piala Dunia babak ketiga akan aman. Seharusnya Liga dan PSSI bisa berjalan seiring," ujar Erick Thohir.
BACA JUGA:Sandiaga Uno Puji Festival Sriwijaya, Diikuti Delegasi Spanyol-Meksiko, Target Transaksi 2 M
BACA JUGA:Optimalkan Pelayanan, Perbaiki Tol Terpeka, Terget Akhir Juni Kelar
Dalam konferensi pers yang juga dihadiri Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, Sekjen PSSI, Yunus Nusi, dan Ketua BTN, Soemardji, Erick mengungkapkan upaya peningkatan kualitas klub, baik dari sisi pemain maupun manajerial, untuk meningkatkan kualitas kompetisi liga nasional di Asia. "Saya meminta LIB memperketat persyaratan lisensi klub sehingga ada kepastian dan hukuman yang jelas bagi klub yang tidak memenuhi persyaratan," tegas Erick.
Erick Thohir juga bertekad untuk melakukan transformasi Liga sepak bola Indonesia dengan memerangi praktik pengaturan pertandingan atau match fixing. Dugaan match fixing di berbagai tingkatan Liga Sepak bola Indonesia mulai dari Liga 1 hingga Liga 2 sering terdengar, dan beberapa kasus telah mendapat hukuman.
"Kapolri telah memberikan wewenang kepada KONI untuk menjadi bagian dari tim satgas guna memastikan tidak ada praktik semacam ini. LIB juga telah mengatur agar semua pelatih klub tidak terjebak dalam match fixing dan dalam kontraknya juga harus siap melepas pemain jika diminta oleh Timnas," ujarnya.
Erick juga menekankan pentingnya sertifikasi agen pemain untuk mencegah praktik jual beli skor dan pengaturan cedera pemain. "Agen yang terlibat dalam match fixing harus dipenjara," tegasnya.
"Kita tidak boleh membiarkan upaya penyusunan agenda tiga tahun, komitmen lisensi klub, dan perbaikan wasit menjadi sia-sia karena masih adanya match fixing," pungkasnya. (rip)