Terima 65 Ribu Ton Beras Impor
BERAS IMPOR: Pasokan beras impor untuk stok gudang Bulog Sumsel masuk melalui Pelabuhan Boom Baru Palembang. Selain beras impor, Bulog memenuhi stok beras dengan memaksimalkan penyerapan beras petani. FOTO : EVAN ZUMARLI/SUMEKS--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Perum Bulog Kantor Wilayah Sumsel dan Bangka Belitung (Sumsel Babel) mengungkapkan total beras impor yang sudah diterima hingga saat ini mencapai 65 ribu ton.
“Tahun 2024 rencananya akan masuk 79.700 ton beras impor melalui Pelabuhan Boom Baru, namun hingga Juni yang telah masuk 65 ribu ton, dalam proses bongkar di pelabuhan 4.700 ton, dan sisanya 10 ribu ton belum masuk sama sekali,” ujar Pimpinan Bulog Kantor Wilayah Sumsel Babel, Elis Nurhayati, kemarin.
BACA JUGA:HET Beras Sulit Turun, Bapanas Perpanjang Relaksasi Harga
BACA JUGA:HET Beras Sumsel Rp14.900/kg
Menurutnya, pengadaan beras impor ini dilakukan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan pihaknya hanya menerima kirimannya saja dari kapal-kapal yang berlabuh di pelabuhan.
Beras tersebut dalam rangka untuk menambah ketahanan stok beras di dalam negeri. "Kita sifatnya menerima dari pusat," tuturnya.
Dengan adanya tambahan beras impor yang ada, maka stok yang tersedia saat ini di gudang Bulog telah mencapai 54.625 ton dikurangi beras yang sudah terdistribusi.
“Ketahanan beras wilayah Sumsel Babel bisa sampai masa panen tahun berikutnya,” jelasnya lagi.
Namun demikian, kata Elis, pihaknya masih terus melakukan penyerapan gabah dari petani lokal lantaran beberapa daerah di wilayah kerjanya masih melangsungkan masa panen.
"Adapun ketersediaan beras itu akan dialokasikan untuk dua program sesuai dengan penugasan Bulog.
Di antaranya penyaluran program beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), serta beras untuk bantuan pangan," papar dia.
BACA JUGA:Beras Picu Deflasi Mei, Pertama Sejak Agustus 2023, Sumsel Masih Inflasi
BACA JUGA:HET Beras SPHP Naik Rp1.600, Per Kilogram dari Rp10.900 menjadi Rp12.500
Dia menjelaskan penyaluran beras SPHP dilakukan di berbagai tempat, di antaranya agen (RPK), pasar tradisional, ritel modern, serta melalui beberapa kegiatan yang dilakukan pemerintah daerah seperti gerakan pangan murah dan operasi pasar.