Tenggat 1 Minggu Bongkar WC Liar

CEK BANGUNAN : Pj Wali Kota Palembang, Dr Ucok Abdulrauf Damenta Mag. rer.pulp, CGCAE melakukan pengecekan bangunan di Pasar 16 Ilir, kemarin. FOTO: AGUSTINA/SUMEKS--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melakukan intervensi tegas, dengan tetap mengedepankan asas humanis kepada pemilik bangunan liar berupa toilet/WC di Pasar 16 Ilir.

Mereka ditenggat waktu selama 1 minggu untuk membongkarnya. Para pemilik pun dipanggil, salah satunya Hj Yeni untuk menghadap langsung Pj Wali Kota Palembang, Dr Ucok Abdulrauf Damenta Mag.rer.pulp, CGCAE, Jumat (21/6). 

BACA JUGA:Pemkot Palembang Beri Waktu Satu Minggu, Pemilik Bangunan WC di Pasar 16 Ilir Diminta Bongkar

BACA JUGA:Usai Dilantik, Pj Wako Palembang Tinjau Pasar 16, Didampingi Sekda Ratu Dewa, Pj Gubernur Sebut Duet Maut

Bangunan yang dibangun Hj Yeni tersebut menyalahi aturan, yakni tidak memiliki izin, berada di lokasi fasilitas umum seperti jalan, serta toiletnya harus di belakang, tidak tampak muka.

Dr Ucok menegaskan hasil rapat bersama pemilik bangunan, mereka akan dengan sadar bersedia mengemasi barangnya dan membongkar WC liar. 

"Pemilik awalnya meminta waktu tiga bulan, namun Pemkot Palembang memberi batas satu minggu untuk membereskan barang yang ada sebelum pembongkaran bangunan tersebut," sampainya.

Ucok mengatakan sebenarnya penataan  ruang itu sudah dilakukan dan ditindaklanjuti Pemkot, hanya eksekusinya saja yang belum dan eksekusi ini tak bisa serta merta dapat dilakukan. 

"Makanya kita undang Bu Yeni karena menyalahi aturan. Jika tidak dapat dikenakan sanksi," ujarnya. Untuk itu Pemkot berusaha menyadarkan agar jangan ada warga kena sanksi biar mereka paham dan membantu Pemkot menyampaikan ke teman-teman pedagang. 

Setelah diadvokasi, pemilik bangunan mau mengemasi barangnya agar tempat itu ditata lagi lebih baik, bersih, dan nyaman sesuai penataan aspek estetika.

"Pengemasan barang-barang akan dibantu camat, lurah dan Pol PP dalam pengawasan," lanjutnya.Setelah barang selesai di-packing barulah bangunan itu dieksekusi sesuai aspek teknis sehingga tidak langsung mereka bongkar.

"Ini wujud keberadaan Pemkot hadir di tengah-tengah masyarakat," tambahnya. 

Ucok menambahkan masalah aspek tata ruang ini bukan cuma di Palembang juga daerah lain dan solusinya juga ada beragam cara.

"Saya mengedepankan aspek humanis karena mereka adalah warga kita, kita kembalikan pada hal-hal sebenarnya," ujarnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan