https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Ini yang Dilakukan Petani dalam Mengatasi Hama WBC

PENGENDALIAN: Petani melakukan gerakan pengendalian (gerdal) organisme pengganggu tanaman WBC di Desa Pematang Bangsal Kecamatan Pemulutan Selatan Ogan Ilir. FOTO: PENYULUH FOR SUMEKS--

INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.IDHama wereng batang cokelat (WBC) merupakan salah satu hama utama yang menyerang tanaman padi. Serangan hama ini tak mengenal fase. Hama menyerang mulai dari fase persemaian hingga menjelang panen.

Tanaman yang diserang WBC ini ditandai dengan berubahnya warna rumpun padi menjadi kuning kecokelatan. Lama kelamaan tanaman tersebut akan mati. Tentunya serangan hama WBC ini akan berdampak pada produksi tanaman. Karena tanaman yang diserang WBC pertumbuhannya abnormal.

BACA JUGA:Masih Bingung Atasi Hama Burung Pipit pada Tanaman Padi, 5 Langkah Ini Bisa Dilakukan

BACA JUGA:3 Cara Alami yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Hama Wereng dan Tikus. Bisa Gunakan Bawang Putih

Bahkan tak menutup kemungkinan, akibat serangan hama ini tanaman akan mengalami gagal panen. Karenanya, Rabu lalu, petugas PPEP POPT Kecamatan Pemulutan Selatan, Ego Alpian SP melakukan gerakan pengendalian (gerdal) organisme pengganggu tanaman WBC. 

Gerakan pengendalian ini dilakukan di Desa  Pematang Bangsal Kecamatan Pemulutan Selatan Ogan Ilir.  ‘’Kegiatan ini kita lakukan untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya  peningkatan populasi WBC,’’ katanya.

Luas pengendalian dilakukan pada tanaman padi seluas 1 ha dengan umur tanaman 7 hingga 80 hari setelah tanam (hst). ‘’Kita menggunakan  bahan pengendali insektisida berbahan aktif Buprofezin dari BPT Unit I Palembang,’’ ujarnya.

BACA JUGA:Ini yang Dilakukan Petugas untuk Mengantisipasi Serangan Hama Wereng Batang Cokelat

BACA JUGA:Ini yang Harus Dilakukan jika Tanaman Padi Terserang Penyakit Blas

Untuk tanaman padi tersebut, Ego merekomendasikan agar petani melakukan evaluasi 3 hingga 5 hari setelah dilakukan pengendalian. ‘’Pengendalian lanjutan  dilakukan apabila masih ditemukan populasi WBC,’’ katanya.

Dikatakannya, apabila populasi meningkat segera lakukan pengendalian lanjutan dengan bahan aktif yang sama. ‘’Kita juga meminta petani untuk tetap melakukan pemupukan berimbang dan melakukan pengamatan lanjutan untuk memantau perkembangan OPT,’’ katanya. (sms) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan