Menguak Sejarah Benteng Kuto Besak: Dari Simbol Kesultanan hingga Pusat Perdagangan!
Jelajahi kekayaan sejarah dan arsitektur megah Benteng Kuto Besak, warisan Kesultanan Palembang Darussalam. Foto: bekelsego--
SUMATERAEKSPRES.ID -Bila berkunjung ke Kota Palembang, tidak pas rasanya bila tidak menyempatkan diri untuk mampir sejenak di kawasan Benteng Kuto Besak (BKB) yang berada tidak jauh dari ikon kota Palembang yakni Jembatan Ampera.
Dibalik keindahan dan kegagahan dari arsitektur BKB yang sudah berdiri sejak masa Kesultanan Palembang Darussalam ini, menjadi saksi sejarah bagaimana warga Palembang dengan gagah berani berjuang melawan imperialisme Belanda tersebut.
Berikut ulasan singkat mengenai Benteng Kuto Besak yang berada di pesisir Sungai Musi tersebut.
Benteng Kuto Besak adalah bangunan yang dibangun pada abad ke-18 di masa Kesultanan Palembang. Gagasan mendirikannya berasal dari Sultan Mahmud Badaruddin I, yang memerintah antara tahun 1724 hingga 1758.
BACA JUGA:Solusi Ampuh untuk Mengatasi Sering Lupa dalam Kehidupan Sehari-hari!
BACA JUGA:Posisi Tahi Lalat dan Maknanya, Cek Yuk, Bisa Jadi Pembawa Keberuntungan
Pembangunan benteng ini selesai di masa pemerintahan daripada Sultan Muhammad Bahauddin (1776-1803).
Awalnya, Benteng Kuto Besak (BKB) berfungsi sebagai pusat Kesultanan Palembang Darussalam dan merupakan perlambangan kekuasaan saat itu.
Benteng ini memiliki dinding tembok setebal 1,99 meter dengan tinggi 9,99 meter, serta dilengkapi dengan meriam dan kubu di setiap sudutnya.
Kini, Benteng Kuto Besak telah diakui sebagai cagar budaya Indonesia
Selain dijadikan sebagai pusat Kesultanan Palembang, Benteng Kuto Besak memiliki beberapa fungsi lainnya:
BACA JUGA:Hello Café Berkolaborasi dengan Sanrio, Hadirkan Sentuhan Hello Kitty yang Menggemaskan
BACA JUGA:4 Zodiak yang Paling Menikmati Hidup Sederhana
1. Fungsi Keamanan