Catat Penghematan Rp1,3 T dari Inovasi Karyawan, Pupuk Indonesia Duduki Posisi Nomor 7 Terbesar Dunia

ANGKUT PUPUK : Pekerja pabrik pupuk PT Pusri Palembang, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia sedang mengangkut pupuk hasil produksi-foto: evan/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil mencatat pendapatan dan penghematan sebesar Rp1,3 triliun dari kontribusi inovasi karyawan.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan nilai Rp1,3 triliun merupakan kontribusi inovasi yang terdiri atas Rp1,2 triliun berasal dari peningkatan efisiensi atau penghematan dan Rp0,1 triliun berasal dari peningkatan revenue.

"Alhamdulillah tahun 2024 ini berdasarkan buku 2023 Pupuk Indonesia menduduki posisi nomor tujuh terbesar dunia di industri fertilizer. Tentu, ini tidak lepas dari inovasi yang mempunyai direct impact pada profitability," ujar Rahmad.

Dia menyampaikan, ratusan inovasi yang hadir pada PIIA Summit 2024 ini dihasilkan oleh 700 karyawan atau inovator, yang terdiri atas karyawan organik, nonorganik dan karyawan magang. Inklusivitas ini menjadi bukti bahwa inovasi sudah menjadi habit di lingkungan Pupuk Indonesia.

"Inovasi tidak selalu big bang, tapi bisa juga trial and error yang tentunya membutuhkan persistensi. Tanpa persistensi inovasi ini tidak akan pernah bisa terimplementasi dan tidak akan pernah bisa memberikan direct impact pada laporan keuangan," kata Rahmad.

BACA JUGA:Mengubah Kotoran Ternak Jadi Pupuk Berkualitas di Desa Tanjung Baru, Langkah Efisien Menghemat Biaya!

BACA JUGA:Bermuatan 75 Ton Pupuk Dolomit, Kapal Jukung MS Kirana Karam di Perairan Jalur 19 Diduga Tabrak Tonggak

Lebih lanjut, Pupuk Indonesia menunjukkan keduanya. Rahmad menyebut Pupuk Indonesia pernah melakukan big bang innovation melalui sentralisasi. Pihaknya juga terus melakukan inovasi-inovasi yang sifatnya instrumental. "Paling membanggakan persistensi, karena dari tahun ke tahun saya melihat jumlah peserta dan jumlah inovasinya selalu meningkat," ucapnya.

Dalam rangka menjaga budaya inovasi, Pupuk Indonesia bekerja sama dengan Massachusetts Institute of Technology-Industrial Liaison Program (MIT-ILP). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam mewujudkan ketahanan pangan serta memperkuat sebagai pemain utama industri pupuk di tingkat global.

Ketahanan pangan global saat ini dihadapkan oleh tantangan perubahan iklim, keterbatasan lahan, dan stagnasi produktivitas pertanian. Oleh karena itu, Pupuk Indonesia menyampaikan bahwa kolaborasi dengan MIT-ILP diharapkan dapat meningkatkan peran perusahaan dalam ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi nasional melalui inovasi dan transformasi bisnis.

PIIA merupakan ajang inovasi, berbagi pengetahuan dan pemberian apresiasi kepada insan Pupuk Indonesia yang telah berkontribusi atas inovasi. Konvensi ini diikuti oleh seluruh direktorat yang ada di Pupuk Indonesia dengan unsur penilaian fokus pada tiga aspek.

BACA JUGA:Ini Penyebab Jukung Muatan Pupuk Tenggelam

BACA JUGA:BNI Jadi Katalis UMKM Lewat Kerjasama dengan Pupuk Indonesia Holding Company

Aspek pertama yaitu growth yang mana inovasi tersebut harus mampu menunjukkan adanya value creation dari inovasi yang dilakukan. Kemudian, aspek digital atau adanya unsur teknologi digital dalam inovasinya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan