Lemang Terbang, Tradisi Unik Sedekah Bumi Puyang Burung di Desa Kertayu Muba, Ini Sejarahnya
Tradisi sedekah rami Puyang Burung Jauh di Desa Kertayu, Kecamatan Air Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.-Foto: Ist-
MUBA, SUMATERAEKSPRES.ID - Sedekah bumi merupakan rangkaian ritual adat yang dilakukan masyarakat petani sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang diperoleh.
Di Indonesia, sedekah bumi adalah budaya yang masih eksis dan dijaga keberadaannya oleh berbagai suku dan daerah, masing-masing dengan variasi tradisinya sendiri.
Salah satu bentuk unik dari sedekah bumi adalah sedekah lemang atau yang dikenal juga dengan nama sedekah rami Puyang Burung Jauh, yang dapat ditemukan di Desa Kertayu, Kecamatan Air Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.
Kabupaten Musi Banyuasin, yang dikenal sebagai Bumi Serasan Sekate, memiliki kekayaan budaya yang beragam.
BACA JUGA:Melestarikan Tradisi Bekarang: Menjaga Warisan Budaya dan Lingkungan di Lubuk Larangan!
Desa Kertayu, sebuah desa yang terletak di kecamatan Air Keruh, mempertahankan tradisi sedekah lemang sebagai bagian dari ritual syukur mereka.
Sedekah lemang ini berbeda dari bentuk sedekah bumi di tempat lain, karena melibatkan proses memasak lemang, makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan yang dimasak dalam bambu dengan santan, oleh setiap keluarga di desa tersebut.
Proses ritual sedekah lemang dimulai dengan setiap keluarga memasak lemang sesuai dengan jumlah anggota keluarga mereka.
Setelah lemang selesai dimasak, masyarakat Desa Kertayu bersama-sama menziarahi makam keluarga Puyang Burung Jauh, tokoh nenek moyang yang diyakini sebagai pencetus tradisi ini.
BACA JUGA:Tradisi Mandi di Sungai Komering: Kebiasaan yang Tak Luntur Meski Ada PDAM!
Kegiatan ziarah ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta sebagai tanda syukur atas panen yang melimpah.
Setelah ziarah, lemang-lemang yang telah dimasak dikumpulkan di rumah juru kunci desa.
Uniknya, lemang tersebut tidak dibagikan secara biasa, melainkan dengan cara dilemparkan dari beranda rumah juru kunci kepada warga yang sudah menunggu di depan rumah.
Tradisi ini menciptakan suasana yang meriah dan penuh kegembiraan di tengah masyarakat desa.