Pakai Digital Teks, Permudah Pahami Cerita

HUT KE 63: Acit diwawancarai di sela HUT ke 63 Opera Hokkien Sam Khau Bun Gei Siah. (FOTO: Adi)--

Palembang, SUMATERAEKSPRES.ID- Opera Hokkien Sam Khau Bun Gei Siah punya cara istimewa untuk membuat orang tertarik menonton wayang orang, yakni dengan memasang digital teks bahasa Indonesia.

"Inilah keistimewaaan kami, pasalnya tidak semua penonton bisa berbahasa Mandarin. Apalagi saat ini banyak sekali anak-anak yang tidak mau belajar Bahasa Mandarin, sehingga ketika diajak bergabung mereka tidak siap,” kata  Hasan Solihin alias Acit, pemimpin Opera Hokkien tersebut.

BACA JUGA:Wayang Orang Ramaikan HUT Dewa She Ong Hu Tualang

BACA JUGA:Asal Usul Wayang Po Te Hi: Berawal dari Penjara Hingga Jadi Panggung Kesenian

Hal ini pula yang membuat pementasannya selalu ramai, dimana dilakukan dengan membuat penonton memahami cerita yang dimainkan saat itu. Tak hanya tampil di berbagai kelenteng di Kota Palembang, Wayang Orang atau Opera Hokkien Sam Khau Bun Gei Siah juga kerap  tampil di berbagai provinsi di Pulau Sumatera.

Seperti di Medan, Pekanbaru dan  Jambi serta berbagai daerah lainnya. Tidak hanya itu, Opera Hokkien yang dipimpin  ini menjadi satu-satunya yang tetap eksis hingga saat ini. 

" Tahun ini merupakan HUT Opera Hokkien yang ke 63, ini menjadi bukti  perjalanan panjang sudah kami lalui. Bahkan suka dan duka bersama Opera Hokkien jua sudah kami rasakan.

Kami sangat bersyukur, di usia yang tidak muda lagi, namun Opera Hokkien atau Wayang Orang Sam Khau Bun Gei Siah tetap eksis hingga saat ini," terang Acit, belum lama ini. 

Diakui Acuit, dirinya memimpin Opera  merupakan generasi ketiga yang sebelum ini dipimpin oleh kakek dan ayahnya yang terus berlanjut ke dirinya. Hal tadi (inovasi, red), ia lakukan untuk memajukan sekaligus agar Opera Hokkien initetap eksis. 

Karena itu, perlahan ia melatih generasi muda dan remaja sebagai generasi berikutnya. Bahkan dari total 50 an pemain, semua pria dan sebagian mereka ini masih remaja. 

Total ada 50 anggota yang sebagiannya remaja, karena memang dirinya ingin melatih yang remaja. “Sehingga ke depannya Opera ini masih tetap bisa eksis dan mempunyai Generasi penerus, sehingga tidak punah,” tambahnya seraya menyebut ada 200 judul yang semuanya bisa dimainkan secara apik oleh anggotanya.

BACA JUGA:Terancam Punah dan Tak Ada Penerus, Wayang Kulit Palembang Riwayatmu Kini

BACA JUGA:Merawat Akar Budaya, Warga Mura Berkomitmen Lestarikan Wayang Kulit

Diakui Acit, tidak mudah untuk melatih para remaja ini agar menjadi pemain opera yang profesional. Sebelum mengajak mereka ini bergabung, diakuinya terlebih dahulu harus mengetahui karakter anak didiknya tadi. Hal ini dilakukan, untuk mempermudah proses pelatihan berdasarkan karakter mereka ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan