Daya Beli Turun, Penjualan Mobil Terkoreksi, Per Mei 2024 Hanya Terealisasi 334.969 Unit

DIPAMERKAN : Mobil XFORCE saat dipamerkan di atrium salah satu mall Palembang. Penjualan mobil periode Januari-Mei 2024 mengalami penurunan hingga 21 persen (yoy) atau hanya terealisasi 334.969 unit.- Foto : KRIS SAMIAJI/SUMEKS-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Penurunan daya beli masyarakat Indonesia berdampak pada penjualan mobil. Hal ini diakui oleh Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Jongkie Sugiarto. Ia menilai rendahnya permintaan konsumen menjadi pemicu turunnya penjualan mobil nasional. Konsumen mengerem pembelian mobil baru.

“Ketidakstabilan kondisi ekonomi Indonesia dan pelemahan kurs rupiah membuat inflasi naik, sehingga pada akhirnya menggerus daya beli masyarakat. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih tinggi (6,25 persen). Ini merembet ke suku bunga kredit kendaraan bermotor. Padahal, mayoritas pembeli mobil menggunakan skema pembiayaan kredit,” ungkapnya, kemarin. 

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menjelaskan penurunan daya beli masyarakat benar adanya, terutama di kelas menengah. Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia menyentuh 5,11 persen pada kuartal pertama 2024, konsumsi rumah tangga hanya 4,91 persen di periode yang sama. 

“Masyarakat kelas menengah kini lebih memprioritaskan konsumsi kebutuhan pokok, alih-alih membeli mobil yang masih dipandang sebagai barang tersier,” terangnya. Ketika suku bunga acuan masih tinggi, harga beberapa mobil di Indonesia justru naik, terutama pada kuartal pertama lalu. 

BACA JUGA:Penjualan Mobil Jeblok 22,6 Persen, Hanya Terealisasi 140.274 Unit

BACA JUGA:Wuling Jadi Brand EV Nomor 1, Sumbang 64 persen Penjualan Mobil Listrik Di Indonesia

“Konsumen dihadapkan pilihan sulit, karena laju kenaikan harga mobil tidak diimbangi oleh perbaikan daya beli masyarakat,” jelasnya. Ia memperkirakan para produsen otomotif akan lebih hati-hati mengatur kebijakan harga jual produknya, mengingat permintaan konsumen belum pulih. 

Dinamika pergerakan suku bunga acuan juga akan berpengaruh besar terhadap tren penjualan mobil pada sisa tahun ini. Data GAIKINDO menunjukan penjualan mobil di Indonesia berada dalam tren negatif sejak awal 2024 dan masih berlangsung hingga kini. 

Per Mei 2024, penjualan whole sales (pabrik ke dealer) mobil nasional turun 21 persen year on year (YoY) menjadi 334.969 unit. Penjualan retail (dealer ke konsumen) mobil nasional juga terkoreksi 14,4 persen yoy menjadi 361.698 unit. (*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan