Bayi Lahir 4 Kg Wajib Cek Gula Darah
PALEMBANG- Viral Kenzie, seorang bocah laki-laki di Bekasi memiliki bobot hingga 27 kilo. Padahal sang bayi baru berusia 16 bulan. Awalnya, sang bayi lahir dengan bobot 4 kg. “Pas ada perubahan badannya tambah gede umur 6 bulan, bertambah terus menerus setiap bulannya 1 kilogram,” kata Fitri sang ibu.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Divisi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial, KSM kesehatan anak RS Dr Mohammad Hoesin (RSMH, dr. Rismarini.Sp.A (K), mengatakan normalnya berat badan anak seusia itu sekitar 12 kg. Katanya, Bayi Indonesia kebanyakan lahir dengan berat badan 3 kg, pada tahun pertama kehidupan kenaikan berat badan sekitar 6 ons setiap bulan sehingga pada usia 1 tahun rata- rata berat badan mencapai 10 kg. "Setelah 1 tahun kenaikan berat badan akan berkurang, hanya sekitar 2 ons setiap bulan sehingga pada usia 2 tahun biasanya mencapai berat badan 12 kg,"jelasnya.
Lanjutnya, bayi yang lahir dengan berat badan 4 kg atau lebih harus diperiksa gula darahnya, karena bayi yang lahir gemuk sering terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu Diabetes. “Karena itu bayi pun harus diperiksa kemungkinan Diabetes sedini mungkin,"jelasnya
Saat ditanya mengapa anak menjadi gemuk? Menurutnya, secara prinsip anak menjadi gemuk karena ada ketidakseimbangan antara kalori yang masuk dengan kalori yang keluar. "Pada anak obesitas, kalori yang masuk melebihi kalori yang dikeluarkan. Kalori yang masuk berasal dari makanan dan minuman anak sehari-hari, sementara kalori dikeluarkan melalui aktiftas yang dilakukan,"sebutnya. BACA JUGA : Berebut Masuk Sekolah Unggulan
Lebih jauh dijelaskan, anak gemuk ada beberapa penyebabnya. Pertama karena keturunan, banyak keluarganya yang gemuk. Kedua kemungkinan menderita Diabetes, yang ini juga biasanya bersifat keturunan. Penyebab yang lain karena gaya hidup.
"Anak-anak sekarang banyak makan fast-food, junk-food yang tinggi kalori dan rendah serat sehingga cepat meningkatkan berat badan. Anak-anak sekarang juga sangat kurang aktifitas fisiknya, kebanyakan mereka hanya duduk nonton TV atau you-tube, pergi sekolah, ke tempat les atau kemana pun selalu menggunakan kendaraan, tidak tertarik dengan kegiatan olah raga sehingga tidak banyak kalori yang terpakai. Akibatnya akan terjadi penumpukan kalori di dalam tubuh berupa lapisan lemak yang membuat anak menjadi gemuk,"terangnya
Anak dengan obesitas akan berdampak ke banyak hal. Karena badannya yang besar dan berat, biasanya perkembangan motoriknya terlambat, aktifitas fisiknya jadi terbatas. Lapisan lemak di daerah leher sangat tebal sehingga sering menimbulkan kesusahan bernafas, kalau tidur sering terdengar mendengkur.
"Komplikasi yang paling ditakutkan adalah sindroma metabolik, anak mengalami diabetes, dengan kadar gula darah yang tinggi, diikuti dengan kolestrerol dan tekanan darah yang juga meningkat. Biasanya akan berlanjut sampai remaja dan dewasa. Dan anak ini besar kemungkinan akan mengalami penyakit jantung dan stroke di usia muda,"urai dr Rismarini.
Katanya, penelitian jangka panjang menemukan kebanyakan orang dewasa yang mengalami penyakit jantung dan stroke, berasal dari orang-orang yang obes pada masa kanak- kanaknya. "Apa yang harus dilakukan pada anak obes? Batasi masukan kalori dan perbanyak pengeluaran kalori. Jadi anak harus dikontrol dan dibatasi dietnya, stop makanan fast-food dan junk- food, serta perbanyak aktifitas fisiknya.Anak harus di bawah pengawasan dokter yang kompeten,"tutupnya.(nni/lia)