Juni Siap-Siap Siaga Karhutla, Masuk Musim Kemarau Dasarian Ke-2

--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Saat ini Provinsi Sumsel memasuki musim pancaroba (peralihan musim). Karena itu potensi hujan tetap ada, baik itu kapasitas rendah maupun tinggi.

Korbid Obeservasi dan Informasi Stasiun Metrologi SMB II Palembang, Veronika Sinta Andayani, mengatakan, saat ini masih pancaroba dan belum masuk musim kemarau, namun sudah mendekati awal musim kemarau. 

Menurut dia, kondisi cuaca saat ini cenderung tak menentu dimana panas dan tiba-tiba mendung hingga hujan. Pekan lalu, rata-rata suhu udara maksimum tiga hari terakhir antara 33-34 celcius atau cuaca terik. Dengan suhu maksimum di siang hari mengalami peningkatan, bisa disebabkan karena potensi hujan yang menurun sehingga pertumbuhan awan berkurang, tutupan awan minim. 

"Hal ini menyebabkan radiasi matahari langsung memancar ke permukaan yang panasnya dapat meningkatkan suhu udara. Kemarin sempat cuaca panas dan kemudian hujan, begitu hasil pantauan," ucap dia, kemarin. Diprakirakan sebagian besar wilayah Sumsel pada dasarian ke-2 (sekitar tanggal 10-20) bulan Juni ini sudah memasuki awal musim kemarau. "Namun perlu dicatat bahwa potensi hujan masih tetap ada walaupun menurun intensitasnya maupun jumlah hari terjadinya," tegasnya. 

BACA JUGA:Antisipasi Karhutla, Rutin Patroli Mandiri

BACA JUGA:Mulai Masuk Musim Kemarau, Polsek Pedamaran Timur Antisipasi Karhutla Sejak Dini, Ini yang Dilakukan

Sebagai antisipasi bencana musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel bersama BMKG dan instansi terkait koordinasi persiapan rakor karhutla (kebakaran hutan dan lahan) 2024. Hasil rapat diketahui bawah musim kemarau terjadi pada  Juni, sehingga siaga karhutla pun mulai Juni ini. 

Kepala Badan Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana menyebut berdasarkan data dan prediksi BMKG, Indonesia termasuk Sumsel masih masuk kategori Elnino. Dimana El Nino terjadi pada awal Juni-Agustus. “Jadi kami sampaikan pada Juni-Agustus, kami akan siaga karhula,” bebernya. 

Namun begitu, kata dia, pihaknya terus memantau setiap daerah karena peningkatan status ini harus juga memperhatikan beberapa  indikator di dua daerah rawan karhutla seperti peningkan titik hotspot atau lainnya. “Untuk menaikkan status siaga, setidaknya harus ada 2 daerah telah terjadi karhutla. Indikator lain, BMKG sudah menyampaikan laporan jika musim kemarau telah tiba sehingga bisa berdampak pada karhutla,” terangnya.  

BACA JUGA:Libatkan Semua Pihak Antisipasi Karhutla

BACA JUGA:Ekosistem Purun Danau Desa Menang Raya, Pedamaran, OKI, Sumatera Selatan Pasca Karhutla Tahun 2023

Saat ini belum, masih ada hujan di Sumsel. Meski begitu kesiapsiagaan penanganan karhutla harus selalu dilakukan guna mengantisipasi lebih dini dan cepat. “Ya, kalau dari BMKG itu kemarau mulai Juni hingga Agustus, tapi kita sudah persiapan sejak akhir April lalu karena antisipasi pemda harus lebih awal,” papar dia.

Pemprov Sumsel hingga saat ini belum menaikkan status siaga karhutla, mengingat hampir seluruh wilayah masih mengalami hujan intensitas ringan-lebat. Saat ini jumlah hotspot terlihat baru mencapai belasan. "Kondisi Sumsel berbeda dengan Riau yang sudah menaikkan statusnya menjadi siaga. Daerah pesisirnya sudah jarang hujan meskipun di wilayah lain masih ada (hujan). Sumsel ini berbeda, saat ini masih turun hujan di hampir seluruh wilayah," pungkasnya. (yun/fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan