Cek Pilihanmu! Inilah 10 Jurusan Kuliah Paling Sulit, Banyak Mahasiswa yang Drop Out Lho

Reporter: Rohim |

Editor: Alfery |

Minggu , 09 Jun 2024 - 10:47

Daftar 10 jurusan kuliah yang mahasiswanya banyak yang Drop Out (DO). -Foto: drobotdean/freepik-

- Solusi: Peningkatan kesejahteraan guru, penciptaan lapangan kerja yang lebih luas, dan penyesuaian kebijakan pendidikan dengan kebutuhan lapangan.

4. Sosial dan Ilmu Politik (115.533 mahasiswa DO)

- Alasan: Kurangnya minat dan persiapan, prospek kerja yang belum jelas, dan idealisme yang bertentangan dengan realitas.

- Solusi: Penguatan kurikulum dengan fokus pada keahlian terapan, pengembangan program magang, dan pembinaan jiwa kewirausahaan.

5. Pertanian (26.097 mahasiswa DO)

- Alasan: Minimnya lapangan kerja, penghasilan petani yang rendah, stigma negatif terhadap profesi pertanian, dan kurangnya minat generasi muda.

- Solusi: Peningkatan nilai tambah produk pertanian, pengembangan agrowisata dan agroteknologi, serta pencitraan positif profesi pertanian.

6. Kesehatan (25.302 mahasiswa DO)

- Alasan: Beban studi tinggi, biaya pendidikan mahal, lama studi yang panjang, serta minimnya lapangan kerja di beberapa bidang kesehatan.

- Solusi: Penyesuaian biaya pendidikan, optimalisasi program beasiswa, dan penciptaan lapangan kerja di berbagai bidang kesehatan.

7. Bahasa dan Sastra (18.239 mahasiswa DO)

- Alasan: Kurangnya minat dan persiapan, prospek kerja yang belum jelas, dan minimnya keahlian terapan.

- Solusi: Penguatan kurikulum dengan fokus pada keahlian terapan, pengembangan program magang, dan pembinaan jiwa kewirausahaan.

cek pilihanmu! inilah 10 jurusan kuliah paling sulit, banyak mahasiswa yang drop out lho                            sumateraekspres.id - drop out (do), yang berarti putus kuliah, adalah mimpi buruk bagi banyak mahasiswa. keputusan pahit ini sering kali disebabkan oleh berbagai faktor, dan salah satunya yang paling dominan adalah salah memilih jurusan.
oleh karena itu, calon mahasiswa harus memilih jurusan dengan cermat, mempertimbangkan kesiapan pribadi serta prospek karir yang ditawarkan.
berdasarkan data dari statistik pendidikan tinggi 2020, ada 601.333 mahasiswa yang mengalami do.
angka ini cukup besar, dan untuk memahami akar permasalahannya, berikut adalah 10 jurusan dengan tingkat do tertinggi, lengkap dengan analisis dan solusi potensial:
baca juga:mahasiswa se-indonesia merapat, kemendikbudristek buka peluang magang, gaji 2,8 juta, ini syaratnya
1. ekonomi (141.393 mahasiswa do)
   - alasan: beban studi tinggi, tuntutan kredit yang berat, kurangnya minat dan persiapan, serta prospek kerja yang tidak pasti.
   - solusi: diversifikasi program studi, penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan industri, dan bimbingan karir yang lebih komprehensif.
2. teknik (136.272 mahasiswa do)
   - alasan: kesulitan materi pelajaran, beban praktikum yang berat, minimnya soft skill, serta kurangnya minat dan bakat.
   - solusi: peningkatan kualitas pembelajaran, pengembangan soft skill, dan pencocokan minat serta bakat dengan program studi.
baca juga:tegas dan transparan: inilah tanggapan dekan fakultas hukum ump dan unsri terkait kasus plagiarisme mahasiswa!
3. pendidikan (120.655 mahasiswa do)
   - alasan: beban kerja mengajar yang tinggi, gaji guru yang kurang memadai, minimnya kesempatan kerja, serta perubahan kebijakan pendidikan.
   - solusi: peningkatan kesejahteraan guru, penciptaan lapangan kerja yang lebih luas, dan penyesuaian kebijakan pendidikan dengan kebutuhan lapangan.
baca juga:viral di x skripsi mahasiswa uin palembang diduga plagiat, ini tanggapan dekan fdk uin palembang
4. sosial dan ilmu politik (115.533 mahasiswa do)
   - alasan: kurangnya minat dan persiapan, prospek kerja yang belum jelas, dan idealisme yang bertentangan dengan realitas.
   - solusi: penguatan kurikulum dengan fokus pada keahlian terapan, pengembangan program magang, dan pembinaan jiwa kewirausahaan.
5. pertanian (26.097 mahasiswa do)
   - alasan: minimnya lapangan kerja, penghasilan petani yang rendah, stigma negatif terhadap profesi pertanian, dan kurangnya minat generasi muda.
   - solusi: peningkatan nilai tambah produk pertanian, pengembangan agrowisata dan agroteknologi, serta pencitraan positif profesi pertanian.
baca juga:13 juni pengumuman utbk snbt, inilah total peserta yang sudah dipastikan gugur, cek penyebabnya
6. kesehatan (25.302 mahasiswa do)
   - alasan: beban studi tinggi, biaya pendidikan mahal, lama studi yang panjang, serta minimnya lapangan kerja di beberapa bidang kesehatan.
   - solusi: penyesuaian biaya pendidikan, optimalisasi program beasiswa, dan penciptaan lapangan kerja di berbagai bidang kesehatan.
7. bahasa dan sastra (18.239 mahasiswa do)
   - alasan: kurangnya minat dan persiapan, prospek kerja yang belum jelas, dan minimnya keahlian terapan.
   - solusi: penguatan kurikulum dengan fokus pada keahlian terapan, pengembangan program magang, dan pembinaan jiwa kewirausahaan.
baca juga:inilah 40 ptn dengan nilai rata-rata utbk snbt tertinggi, catat daftar lengkapnya
8. seni dan desain (15.102 mahasiswa do)
   - alasan: kurangnya minat dan bakat, minimnya lapangan kerja, stigma negatif terhadap profesi seni, dan kesulitan dalam membangun karir.
   - solusi: penguatan kurikulum dengan fokus pada keahlian terapan, pengembangan program magang, dan penciptaan lapangan kerja di bidang industri kreatif.
baca juga:21 program studi dengan kuota terbanyak pada utbk snbt, peluang lulus besar jika pilih jurusan ini
9. matematika dan ilmu pengetahuan alam (14.809 mahasiswa do)
   - alasan: kesulitan materi pelajaran, minimnya minat dan bakat, kurangnya persiapan, dan prospek kerja yang belum jelas.
   - solusi: peningkatan kualitas pembelajaran, pengembangan soft skill, dan pencocokan minat serta bakat dengan program studi.
10. hukum (13.829 mahasiswa do)
   - alasan: beban studi tinggi, kompetisi yang ketat, lama studi yang panjang, dan biaya pendidikan yang mahal.
   - solusi: penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja, pengembangan program magang, dan optimalisasi program beasiswa.
statistik ini menunjukkan bahwa tingkat do di indonesia masih tinggi. diperlukan upaya komprehensif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, perguruan tinggi, dan mahasiswa, untuk mengatasi permasalahan ini.