Angka Stunting di OKU Timur Turun, Hingga April 2024 Sisa 60 Kasus
Angka stunting di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan mengalami penurunan. Hingga April 2024, sisa 60 kasus anak lagi yang stunting. Foto:Kholid/Sumateraekspres.id--
OKU TIMUR, SUMATERAEKSPRES.ID -- Angka stunting di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan mengalami penurunan. Hingga April 2024, sisa 60 kasus anak lagi yang stunting.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pengendalian Pendududuk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Zainal Abidin, saat Rembuk Stunting Tahun 2024, di Aula Bina Praja II Pemkab OKU Timur, Jum'at 07 Juni 2024.
Dikatakan Zainal Abidin, perkembangan stunting di Kabupaten OKU Timur mengalami tren yang positif atau mengalami penurunan.
Pada tahun 2021 ada 261 kasus, tahun 2022 ada 198 kasus, tahun 2023 ada 73 kasus dan hingga April 2023 sisa 60 kasus.
"Oleh karena itu kita rembukkan bersama untuk mengatasi masalah ini agar stunting bisa diatasi dengan baik," jelasnya.
BACA JUGA:Fenomena Pacaran di Usia Sekolah Picu Lonjakan Pernikahan Dini di OKU Timur
BACA JUGA:M Togar Rayditya: Membangun OKU Timur Menuju 2030, Butuh Persiapan Matang!
Dia juga mengatakan, berdasarkan Survey Kesehatan Indonesia pada tahun 2022, menempatkan Kabupaten OKU Timur di angka 19,1 persen dan mengalami penurunan pada tahun 2023 menjadi 9,3 persen
"Turun 9,8 persen membuktikan OKU Timur telah lampaui target yang telah ditetapkan, dimana tahun 2024 target penurunan stunting di OKU Timur sebesar 12,9 persen," tutupnya.
Hadir dalam acara Rembuk Stunting 2024, Wakil Bupati OKU Timur HM Adi Nugraha Purna Yudha SH.
Yudha yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stuntingn (TPPS) Kabupaten OKU Timur mengatakan, rembuk stunting merupakan komitmen bersama untuk pencegahan, pengendalian dan penurunan stunting.
BACA JUGA:8 Parpol Bakal Dukung Petahana Enos-Yudha di Pilkada OKU Timur 2024
BACA JUGA:Tapera Dinilai Memberatkan Pekerja, KSPSI OKU Timur: Pemerintah Jangan Tuli dan Buta!
"Hasil dari evaluasi, pravelensi stunting di Kabupaten OKU Timur sudah di angka 9, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh tim yang tergabung dalam TPPS dan pihak terkait," tuturnya, Jumat 7 Juni 2024.
Meskipun mengalami tren positif, Mas Yudha mengingatkan bahwa ini bukan dari akhir segalanya, "Tujuan akhirnya adalah 0 kasus," lanjutnya.
Ditambahkan Mas Yudha, tahun ini akan ada 20 desa dari 9 kecamatan yang direncanakan untuk menjadi lokus stunting. Namun masih ada desa belum Open Defecation Free (ODF).
"Ini PR kita, kita ubah perilaku masyarakat tersebut untuk tidak ODF, atau minimal angka ODF di atas 90 persen, ini susah karena kita harus merubah pola fikir masyarakat. Ini pengaruhnya besar terhadap kesehatan," jelasnya.(lid)