https://sumateraekspres.bacakoran.co/

400 Ayam di OI Mati Mendadak, Dampak Blackout

Kerugian ekonomi akibat matinya 400 ayam akibat listrik mati mendadak-foto: ist-

OGAN ILIR, SUMATERAEKSPRES.ID – Sedikitnya 400 ekor ayam mati sia-sia, usai dampak blackout yang membuat jaringan listrik di wilayah Ogan Ilir padam berjam-jam. Terpantau jaringan listrik di Ogan Ilir mengalami mati dan tidak stabil selama dua hari terakhir. 

Pengusaha peternak ayam boiler yang bergantung daya listrik untuk menjaga suhu kandang mengalami kerugian akibat kejadian tersebut. 

Pengusaha ternak ayam di Kecamatan Lubuk Keliat Kabupaten Ogan Ilir, Hipni, merupakan salah satu yang terdampak. "Seharusnya sudah bisa dipanen. Padahal sudah usia 35 hari. Tapi tiba-tiba mati mendadak. Karena lampu ini hidup mati hidup," tukasnya. 

Diakuinya, hal ini membuat peternak ayam merugi. "Jika di total, jumlah ayam yang mati itu ada sekitar 400 ekor. Tapi kalau ditonasekan sekitar 1 ton lebih. Karena berat ayam sekitar 2,5 kilogram hingga 2,6 kilogram," ujar Hipni. Kamis (6/6). 

Jumlah kerugian tersebut sudah mencapai puluhan juta rupiah. "Namanya juga risiko punya kandang, ketika tegangan listrik tidak normal ya seperti inilah yang harus dihadapi, kematian ayam di kandang," ujar Anggota DPRD Kabupaten Ogan Ilir terpilih periode 2024-2029 ini. 

BACA JUGA:Fakta Menarik Tentang Ayam Kalkun, Unggas Besar di Hari Thanksgiving Warga Amerika

BACA JUGA:Mengintip Proses Peternakan Ayam Kalkun untuk Hidangan Thanksgiving, Dari Berkembang Biak hingga Siap Panen

Dijelaskannya, matinya ratusan ayam tersebut pertama kali diketahui pekerja di kandang. Saat listrik padam lama, memang sudah membuat anak kandang risau. Namun, diharapkannya kejadian tersebut dapat ditangani dan tidak terulang kembali. 

"Sebenarnya, kalau matinya sebenar-sebentar mungkin tidak jadi masalah. Namun, jika terlalu lama akan berdampak banyak masalah. Kita juga makmulmi, kami juga yakin PLN sudah berbuat yang terbaik untuk masyarakat," ungkapnya. 

Hipni menyebut, biasanya usia 31 hari sudah bisa dipanen. Namun butuh waktu seminggu untuk persiapan panen dan dipasarkan. 

"Sehari itu, kandang kami melakukan panen sekitar 3.000 hingga 4.000 ekor ayam. Jadi, belum sempat habis ayam kita dipanen, harus mengalami kematian gara-gara listrik mati," jelasnya. 

Total sekali panen, Hipni bisa memanen lebih kurang 70 ton lebih ayam. Atas kejadian ini, Hipni mengaku, akan menyiagakan kandangnya, jangan sampai kejadian serupa terulang kembali.  "Tentunya kita harus menyiasati hal-hal yang bisa saja kembali terjadi ke depannya," jelasnya. 

BACA JUGA:Bersemayam Dibawah Gudang, Damkar Lahat Evakuasi Ular Piton Sepanjang Enam Meter

BACA JUGA:10 Rekomendasi Tempat Makan Mie Ayam Enak di Palembang, Dijamin Ketagihan!

Tag
Share