Bersiap Evakuasi Sejak Malam, Air Sungai Mesat Meluap, Kakak Selamat, Adik Tenggelam
KEBANJIRAN: Pemukiman warga di Kota Lubuklinggau terendam banjir akibat hujan deras Minggu malam (2/6). Banjir baru mulai surut Senin pagi.-foto: izul/sumeks-
Eka warga terdampak mengatakan, banjir selalu berulang. Terendam sekitar 1 meter, bahkan setinggi leher orang dewasa. Datangnya banjir mengagetkan warga yang tengah beristirahat malam hari.
"Mulai semalam kejadianya. Waktu hujan deras turun, warga sudah mulai bersiap evakuasi barang ke timpat tinggi. Sekitar jam 9 malam air sudah masuk rumah," bebernya.
Senin pukul 02.30 WIB, ketinggian air semakin bertambah. Kondisi ini membuat warga semakin panik. Dinding tembok pagar SMPN 5 Lubuklinggau sepanjang 30 meter roboh.
Sebelumnya, Sungai Mesat di bawah tahun 1993 tidak pernah meluap. Namun sejak 2000 ke atas, banjir sering terjadi. Faktornya, banyak warga buang sampah di aliran sungai. “Banyak warga mendirikan bangunan di Daerah Aliran Sungai (DAS), menyebabkan serapan air di sepanjang aliran sungai berkurang," tutur eka.
Terpisah, hujan deras Minggu (2/6) malam di wilayah Empat Lawang, menyebabkan tanah longsor di tiga titik jalan poros yang menghubungkan Kecamatan Tebing Tinggi dengan Kecamatan Pendopo.
Kejadian ini mengakibatkan jalur tersebut tidak dapat dilalui sama sekali. Longsor terbesar terjadi di daerah Kepiul, Desa Remantai, Kecamatan Talang Padang, menutup jalan dengan ketebalan sekitar 1,5 meter dan panjang sekitar 15 meter.
BACA JUGA:Sungai Meluap, Ratusan Rumah Terendam
BACA JUGA:Sedih, Inilah Penampakan Rumah Warga Prabumulih yang Terendam Pasca Meluapnya Sungai Kelekar!
Darmawan, warga setempat yang kebetulan menginap di pondok kebunnya yang tidak jauh dari lokasi, menjadi saksi kejadian tersebut. Menurutnya, longsor terjadi sekitar jam 5 fajar, ditandai dengan suara gemuruh batu yang jatuh.
"Saya tidak lihat saat longsor. Tapi kedengaran gemberuduk suara batu berjatuhan. Pas saya cek sekitar jam 05.30 WIB sudah longsor," kata Darmawan
Anggota Satlantas Polres Empat Lawang, Bripka Azhari menjelaskan alat berat telah dikerahkan dari arah Pendopo untuk membersihkan titik-titik longsor. Namun, karena besarnya kerusakan, jalur Tebing Tinggi-Pendopo harus dialihkan sementara ke jalan alternatif lintas Provinsi Tebing Tinggi-Kepahiang.
Untuk alat berat sudah ada yang bergerak dari arah Pendopo, karena ada 3 titik. Yang di wilayah Tebing Tinggi paling besar, ketebalannya sekitar 1,5 meter. Lebarnya selebar jalan 6 meter dan panjangnya lebih kurang 15 meter.
Sementara, jalur Tebing Tinggi-Pendopo, dialihkan ke alternatif jalan lintas Provinsi Tebing Tinggi-Kepahiang. "Jalan poros belum bisa dilalui, baik motor maupun mobil," pungkas dia. (zul/eno)