https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Lubuklinggau Terendam, Hujan Lebat Sebabkan Jembatan Putus dan Rumah Rusak Parah

Lubuklinggau Terendam: Hujan Lebat Sebabkan Jembatan Putus dan Rumah Rusak Parah-Foto: Zulkarnanain/sumateraekspres.id-

LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID - Hujan deras yang mengguyur Lubuklinggau Barat I, Kota Lubuklinggau, pada Senin (3/5) malam mengakibatkan banjir yang merusak ratusan rumah di kelurahan Muara Enim, Karya Bakti, Dempo, dan Bandung Kiri.

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 21.15 WIB, ketika aliran sungai Mesat meluap dan mengalir deras melalui permukiman warga, membawa material sampah dan kayu.

Eka, salah satu warga terdampak, mengungkapkan rasa lelahnya menghadapi banjir yang terus berulang sepanjang tahun 2024. Hujan deras tersebut menyebabkan banjir dengan ketinggian air mencapai satu meter, bahkan setinggi leher orang dewasa.

"Mulai semalam kejadian, karena memang di sini daerah banjir, jadi waktu hujan deras itu warga langsung siap-siap evakuasi barang-barang ke tempat tinggi. Sekitar jam sembilan malam air sudah masuk rumah," ujarnya.

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG 29 Mei 2024: Potensi Hujan Petir Disertai Angin Kencang di Beberapa Wilayah Sumsel

BACA JUGA:Terbongkar! Rahasia Algoritma Google Bocor dari Dokumen Internal

Banjir tersebut membuat panik warga yang sedang beristirahat malam itu, terutama ketika angin kencang menambah gemuruh suara atap rumah yang terbuat dari seng. Warga berharap bantuan segera dari pihak Dinsos melalui laporan pihak Kelurahan Wira Karya dan Kecamatan Lubuklinggau Timur II.

Selain merendam rumah, banjir juga merusak jembatan setapak yang menghubungkan Wira Karya dengan Karya Bakti akibat hantaman pohon yang hanyut.

Dinding tembok pagar SMPN 5 Lubuklinggau sepanjang 30 meter dengan tinggi 2,5 meter juga roboh. Pukul 02.30 WIB, ketinggian air semakin bertambah, menambah kepanikan warga.

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Oleh BMKG di Sumatera Selatan, Minggu 26 Mei 2024: Hujan dan Angin Kencang di Wilayah Ini!

BACA JUGA:Simak Yuk! Kiat Meningkatkan Imunitas Tubuh Saat Musim Hujan dan Banjir

Faat, seorang warga setempat, menyebut bahwa sebelum tahun 1993, wilayah aliran sungai Mesat tidak pernah meluap.

Namun, sejak tahun 2000, banjir sering terjadi karena berbagai faktor seperti pembuangan sampah di aliran sungai, penyempitan aliran sungai, pembangunan di Daerah Aliran Sungai (DAS), dan minimnya resapan air.

"Hutan-hutan sudah tidak ada lagi, sudah diganti bangunan beton. Apalagi sekarang perumahan sudah di mana-mana. Tidak ada resapan lagi, air langsung masuk ke sungai jadi aliran deras," jelasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan