Kasus Bullying di Prabumulih Meningkat. Ada yang Tak Mau Lagi Sekolah Hingga Berobat ke Psikiater
Eti Agustina, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan, dan Anak (DPPKBPPA). Foto:Dian/Sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID-PRABUMULIH - Miris, kasus bullying di kota Prabumulih tahun 2024 meningkat drastis dibandingkan tahun 2023 lalu. Hal itu diungkap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan, dan Anak (DPPKBPPA), Eti Agustina, dibincangi di kantor Pemkot Prabumulih, Selasa (28/5).
"Kasus bullying itu yang paling meningkat sekarang. Namun secara data kita tidak punya," terang perempuan berkacamata itu.
Kendati demikian, untuk anak yang dibentak, diejek dan lainnya sudah sangat banyak. "Misalnya anak itu bilang kau ini jelek nian, hitam nian itu sudah termasuk bullying," tegasnya.
Untuk itu, pihaknya sedang menjalin komunikasi dengan para kepala sekolah bagaimana menanamkan upaya sopan santun dan penanaman budi pekerti kepada anak-anak.
BACA JUGA:15 ASN Prabumulih Dilaporkan Selingkuh
"Karena ada yang sampai trauma dan anak-anak tidak mau sekolah lantaran persoalan dia diejek hitam dan jelek sehingga tidak mau sekolah," sesalnya.
Masih kata Eti, kasus bullying ini paling banyak terjadi di tingkat SD dan SMP. "Mungkin maksudnya bermain-main tapi ada anak yang tidak menerima dan bahkan ada anak introvert sehingga menjadi minder," sebutnya.
Bahkan, ada yang sudah konsultasi ke psikolog dan orang tua juga sudah ada yang berkonsultasi kepada DPPKBPPA agar anak-anak ini tidak trauma. (Dian)