https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Konsumen Kian Optimis Dengan Perekonomian, IKK April di Posisi 127,7

BELANJA : Konsumen berbelanja produk fashion di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Palembang. Kendati tingkat konsumsi rumah tinggi tumbuh positif, namun khusus belanja fashion melambat.-FOTO : ALFERY/SUMEKS-

BELANJA : Konsumen berbelanja produk fashion di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Palembang. Kendati tingkat konsumsi rumah tinggi tumbuh positif, namun khusus belanja fashion melambat. Foto : ALFERY/SUMEKS

 

PALEMBANG - Survei Bank Indonesia (BI) pada April mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat. Tecermin dari indeks keyakinan konsumen (IKK) di posisi 127,7. Lebih tinggi dibandingkan 123,8 pada bulan sebelumnya.

”Menguatnya keyakinan konsumen pada April didorong keyakinan konsumen baik terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan yang meningkat,” ucap Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono.

Dikatakan, keyakinan tertinggi tercatat pada kelompok pengeluaran Rp 3,1 juta sampai Rp 4 juta per bulan. Secara spasial, IKK meningkat paling signifikan di Kota Surabaya, diikuti Bandar Lampung, dan Pontianak. Indeks ekonomi saat ini turut mendorong kenaikan IKK yang berada di level 119,4. Naik dari 113,8 pada bulan sebelumnya. Seiring dengan meningkatnya penghasilan dan lapangan kerja di masyarakat.

Terpisah, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyatakan, tingkat konsumsi rumah tangga masih tumbuh positif dan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi. Mandiri Spending Index selama triwulan I 2024 meningkat ke level 206,7. Lebih tinggi daripada level 199,1 di triwulan IV 2023.

Secara umum belanja selama periode Ramadhan dan Idul Fitri 2024 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2023. Memasuki periode pasca Idul Fitri, belanja masyarakat memasuki periode normalisasi yang diperkirakan berlangsung hingga pertengahan Mei. Meski demikian, belanja di sejumlah daerah masih menunjukkan kenaikan, seperti di Bali dan Nusa Tenggara.

BACA JUGA:Loker Non PNS di Kemenko Perekonomian, Gaji 7 Juta Sebulan, Simak Formasi dan Syarat Pendaftarannya

BACA JUGA:Kinerja Perekonomian Sumsel On the Track, Realisasi APBN Cerminkan Kerja Optimal

”Berdasar kategori belanja, belanja consumer goods melambat lebih dalam dibanding kelompok lain, terutama pada sub kelompok belanja kebutuhan sehari-hari (supermarket) dan yang terkait fashion,” ungkap Asmo.

Sektor pengolahan yang merupakan sektor dengan proporsi terbesar di ekonomi Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,13 persen year on year (YoY) pada triwulan I 2024. Sektor industri manufaktur yang tumbuh tinggi adalah sektor yang terkait program hilirisasi seperti industri pengolahan logam dasar. Begitu pula industri yang berorientasi pasar domestik misalnya, kimia, farmasi, makanan dan minuman. ”Sedangkan, sektor industri manufaktur berorientasi ekspor mengalami tekanan seperti, produk tekstil dan furnitur,” beber Andry Asmoro. 

Menurut Asmo, ekonomi Indonesia diperkirakan masih cukup resilien menghadapi gejolak global. Berakhirnya rangkaian tahap pemilu akan mendorong keyakinan pelaku ekonomi untuk melakukan ekspansi. Selain itu, akan segera dimulainya tahap pilkada juga dapat memberikan dorongan terhadap pertumbuhan konsumsi. ”Proyeksi Bank Mandiri, ekonomi Indonesia masih akan mencatat pertumbuhan yang sehat pada 5,06 persen pada 2024,” tutupnya.(fad/lia)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan