Teliti Latar Belakang Pemimpin, Jangan Salah Memilih
Datuk H Ramli Sutanegara-foto: ist-
Datuk H Ramli Sutanegara, Mantan Anggota MPR RI soal Calon Kepala Daerah
SUMATERAEKSPRES.ID - PELAKSANAAN pilkada tinggal beberapa bulan lagi, tepatnya 27 November 2024. Menyoroti masalah pilkada, Datuk H Ramli Sutanegara angkat bicara. Pria yang sudah melalang buana di dunia politik ini merupakan tokoh tiga zaman. Dia pernah menjadi anggota DPRD selama 15 tahun dan MPR RI 5 tahun. Tak hanya itu, Datuk yang sudah berusia kepala 7 tapi tetap segar ini juga ikut serta dalam mendirikan Partai Gerindra dan Partai Nasdem. Berikut hasil wawancaranya:
T: Apa kabar Datuk? Datuk terlihat masih muda, apa resepnya?
DR : Saya selalu jamu, tapi bukan minum jamu, tapi menjaga mulut tak makan sembarangan dan menjaga mulut tak berbicara sembarangan. Makan sembarangan akan menimbulkan penyakit, berbicara sembarangan akan membuat orang tak senang.
T : Saat ini kita sudah memasuki tahapan pilkada. Sepertinya banyak yang mendaftar sebagai balon bupati, balon walikota dan balon gubernur. Bagaimana tanggapannya?
DR : Ini menandakan kesadaran politik masyarakat sudah semakin tinggi. Saya mengelompokkan menjadi tiga kelompok yang mendaftar. Pertama, orang yang tak serius. Dia tak mengharapkan untuk menjadi calon hanya mendaftar. Sebab dengan mendaftar, namanya akan makin dikenal masyarakat. Biasanya
BACA JUGA:Enos Dapat Surat Tugas dari DPP PKB, Sinyal Diusung untuk Pilkada OKU Timur 2024!
mereka tak mengembalikan formulir. Kedua, mereka yang ingin menjadi bakal calon tetapi dengan persiapan yang kurang memadai. Kata pepatah Melayu, seperti kain sarung. Dipakai menutup kepala, kaki kelihatan, dipakai menutup kaki, kepala kelihatan. Biasanya yang seperti ini sulit berhasil menjadi calon.
Ketiga, orang-orang yang serius mencalonkan diri sebagai gubernur, bupati atau walikota. Orang seperti ini seharusnya jauh-jauh hari membangun popularitas, dikenal luas masyarakat. Kemudian dapat dilihat elektabilitasnya lewat survey yang jujur. Lalu didukung finasial yang tak tanggug-tanggung karena masyarakat sekarang sudah terbangun jiwa transaksional. Masyarakat tidak ingin baju kaos, kalender ataupun sembako. Belum lagi untuk partai-partai pendukung.
T : Menurut pendapat Datuk, ada berapa jumlah calon gubernur, bupati dan walikota yang serius?
DR : Paling banyak tiga orang yang terlihat siap. Tinggal lagi masyarakat menilai dari segi pengalaman, pendidikan, dan perilaku di tengah masyarakat yang diyakini akan dapat berhasil.
T : Apa harapan Datuk terhadap mereka ini?
DR : Saya tidak membanding-bandingkan dulu dan sekarang, kalau dulu calon pemimpin sudah terlihat dapat ditebak karena karirnya dalam masyarakat cukup mumpuni. Pemimpin itu harus membawa marwah daerah dan kemampuan berkomunikasi adalah utama, khususnya