12 Hektaree Spot Selfie, Makan Nanas Plus Belajar Tanam

*Melongok Agrowisata Nanas di Kelurahan Karang Jaya, Kota Prabumulih

Buah nanas jadi icon Prabumulih. Makanya daerah itu dikenal juga sebagai kota nanas. Ada banyak masyarakat yang berkebun tanaman ini. Salah satu yang teranyar berlokasi di Trans Bunut, RT 001, RW 005, Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Prabumlih Timur.

Agrowisata nanas yang baru diresmikan Wakil Menteri Pertanian RI bersama Wali Kota Prabumulih H Ridho Yahya ini berjarak sekitar 7 km dari pusat kota. Sekitar 30 menit perjalanan dengan kendaraan. Untuk menuju ke sana, pengunjung harus melewati permukiman penduduk. Mata akan dimanjakan dengan kebun-kebun nanas warga.

Akses jalan ke lokasi agrowisata itu sudah bagus dan sebagian telah cor beton. Begitu tiba di sana, mata akan disajikan hamparan kebun nanas. Ada yang sudah siap panen, belum berbuah dan baru ditanam.

Agrowisata tersebut sekaligus dijadikan pusat pengembangan budidaya nanas Kota Prabumulih. Lokasi itu menjelma jadi spot foto yang menarik. "Luas lahan yang monokultur sekitar 12 hektare untuk areal foto selfie dan olahannya. Kalau keseluruhan luas lahan anggota kelompok Tani Karya Muda sekitar 45 hektare," ujar Ketua Kelompok Tani, Siska Antoni, kemarin (22/2).

Ateng, begitu sapaan akrabnya, menyebutkan kalau dulunya lahan agrowisata ini merupakan lahan tidur. Juga bekas kebun karet yang sudah tidak produktif lagi. Saat ini sudah 40 ribu batang nanas jenis monokultur yang ditanam di sana.

BACA JUGA : Cik Ujang Tak Ambil Pusing

Dijelaskan pria hitam manis itu, nanas yang ditanam di agrowisata itu merupakan jenis varietas queen. Punya kelebihan lebih manas dan tahan lama jika dijual dalam kondisi segar. Hal ini diakui Wakil Menteri Pertanian RI, Harvick Hasnul Qolbi yang menyebut kalau nanas di Kota Prabumulih merupakan nanas termanis di Indonesia. Tingkat kemanisannya mencapai 13 brix.

Untuk bibitnya selama ini dihasilkan sendiri oleh kelompok tani yang diketuai Ateng. Dia tak keberatan berbagi pengalaman cara menanam nanas. Menurutnya, yang terpenting sebelumnya, menyiapkan lahan, bibit dan pupuk. Dari proses tanam sampai panen, varietas queen ini lebih cepat. “Biasanya 18 bulan, tapi nanas jenis ini 12 bulan siap panen. Jadi dalam setahun, satu kali tanam dan panen,” bebernya.

Ada pun untuk modal budidaya dalam 1 hektare butuh Rp25 juta. Sedangkan hasil panen dalam 1 hektare berkisar Rp35-45 juta. Ateng menambahkan, penjualan buah nanas segar tak lagi hanya di Sumsel. Tapi sudah ke wilayah Sumbagsel dan Pulau Jawa.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan