Mobil RI Siap Pakai Bioetanol 20 Persen, Pertamina Sediakan Pertamax Green

ISI PERTAMAX GREEN: Petugas SPBU melakukan pengisian BBM Pertamax Green ke mobil pengendara. Saat ini Pertamina telah menyediakan Pertamax Green 95, BBM hasil campuran Pertamax dengan bioetanol 5 persen. -ist-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menyatakan rata-rata mesin mobil yang beredar di Indonesia saat ini baru bisa menerima bahan bakar minyak (BBM) bioetanol 10 persen.

Sekretaris Umum GAIKINDO, Kukuh Kumara mengatakan penyesuaian terhadap mesin pada mobil-mobil di Indonesia memang harus dilakukan bila pemerintah pada akhirnya memutuskan menaikkan bauran bioetanol hingga 20 persen pada 2025.

GAIKINDO menyatakan siap melakukan penyesuaian karena teknologi yang dibutuhkan telah tersedia. Bahkan mobil di Indonesia bisa menerima bauran bioetanol hingga 85 persen, walau harus bertahap.

BACA JUGA:Harga Minyak Dunia Naik, Harga BBM Non Subsidi Tetap

BACA JUGA:Petugas Gabungan dan Kapolda Sumsel Sambangi Gudang Penimbunan BBM Ilegal

“Industri otomotif siap bahkan sebetulnya industri otomotif bisa sampai 85 persen, tentu bertahap ya, tak bisa mendadak. Saat ini hingga 10 persen masih oke, tetapi perlu waktu untuk sampai ke sana,” kata Kukuh.

Kukuh tak menampik bahan bakar bioetanol memang memiliki sifat korosif karena memiliki kandungan air. Namun hal tersebut bisa diatasi dengan beberapa penyesuaian yang bakal dilakukan oleh sektor otomotif bila bioetanol pada akhirnya digunakan secara massal di dalam negeri.

“Bisa (ditangani dengan penyesuaian). Sudah tahu kita karena teknologi sudah tersedia,” katanya.

Ia mengklaim industri otomotif di Indonesia tidak memiliki kendala berarti dari penggunaan BBM bioetanol. Selain itu penggunaan BBM bioetanol juga dianggap tidak memengaruhi penjualan mobil di Indonesia. Namun Pemerintah tentu perlu menjamin keberlanjutan BBM bioetanol tersebut.

BACA JUGA:Distribusi BBM Tetap Lancar, Menyusul Insiden di Area SPBU Simpang Kepur

BACA JUGA:Antre BBM Subsidi di SPBU, Mobil Kijang Tiba-Tiba Terbakar, Berisi Jeriken Minyak Ukuran 20 Liter, Nah Lho!

“Jangan sampai mesinnya siap, tapi bahan bakarnya tak ada. Kuncinya di situ,” kata Kukuh.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) baru-baru ini mengonfirmasi pemerintah bakal menambah bauran bioetanol hingga 20 persen pada 2025. Peningkatan bauran bioetanol dilakukan sebagai upaya persiapan untuk menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan pengganti Pertalite dan Pertamax.

Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman mengatakan rencana tersebut mengacu Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 12/2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 32/2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan Dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan