Ajarkan Pekebun Sawit Muba Menjaga Keseimbangan Ekosistem Tanah
--
SUMATERAEKSPRES.ID - Pelatihan pekebun sawit MUBA yang diselenggarakan oleh BPI bersama BPDPKS & DITJENBUN, dalam salah satu materi pengelolaan kebun nya membahas tentang cara menjaga ekosistem mikroba tanah agar kesuburan dan kesehatan lahan perkebunannya terpelihara dengan baik.
Tanah perkebunan merupakan asset sekaligus sumber daya terpenting bagi pekebun sawit yang harus terus diingatkan pemeliharaannya agar tetap bisa produktif menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) tanpa gangguan penyakit khususnya penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) akibat serangan Ganoderma yang dapat merusak polulasi tanaman.
Dalam meningkatkan wawasan dan ketrampilan pekebun sawit, peserta diberi bekal materi tentang pentingnya keseimbangan ekosistem tanah dan tanaman.
BACA JUGA:OJK Dorong Perluasan Pembiayaan Perkebunan Sawit
BACA JUGA:Bukit Alami Longsor, Merusak Sawah dan Perkebunan Warga Lahat
Untuk memudahkan pemahaman tentang materi ini maka dijelaskan terlebih dahulu contoh eksosistem tanah dan tanaman yang seimbang seperti apa? Apa yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan ekosistem? Apa efeknya bagi tanah apabila ekosistemnya tidak seimbang demikian pula bagi tanaman sawit? Peserta pelatihan yang mayoritas pekebun yang telah menerima program PSR juga diberi pengetahuan dan teknologi sederhana yang mudah, murah dan cepat dalam memperbaiki ekosistem yang sudah rusak, demikian penjelasan narasumber Ir. Syarif Bastaman, M.Sc.
Syarif Bastaman juga menjelaskan bahwa tanah merupakan media tumbuh tanaman yang berperan penting dalam mewujudkan keberlanjutan kebun sawit, ibaratnya tanah adalah “usus” bagi tanaman yang menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya berbagai mikroba yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan kesuburan tanah yang pada akhirnya membantu meningkatkan efisisiensi serapan hara dan ini berarti akan mengurangi biaya pemupukan dalam jangka panjang.
Di dalam tanah yang subur terdapat unsur hara baik unsur hara makro, makro sekunder, unsur hara mikro, bahan organik, mikroba, mikro flora dan mikro fauna serta cacing tanah yang berperan penting dalam menjaga ekosistem di dalam tanah. Bahan organik mampu meningkatkan dan menjaga keanekaragaman dan jumlah mikroba tanah yang bermanfaat untuk Kesehatan tanah dan tanaman.
BACA JUGA:Apriyadi Minta Perusahaan Perkebunan Patuh
BACA JUGA:Produksi Perkebunan Kopi Terluas di Indonesa Ini Tinggal Separuh
Penyebab ketidakseimbangan ekosistem di dalam tanah diduga disebabkan oleh penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan, serta kandungan bahan organik di dalam tanah yang semakin menurun. Kandungan bahan organik merupakan indikator rusak atau tidak nya tanah di lahan perkebunan.
Rendahnya kandungan bahan organik di dalam tanah (khususnya tanah mineral) menyebabkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah menurun yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya inefisiensi dalam penyerapan hara pupuk atau pemborosan pupuk, hal ini dikarenakan jumlah kebutuhan hara tanaman yang dibutuhkan untuk menghasilkan TBS yang sama dibutuhkan jumlah pupuk yang semakin besar dari tahun ke tahun.
Pepatah dalam bahasa Inggris “we are what we eat” berlaku juga buat tanah perkebunan yang artinya kita terbentuk dari apa yang kita makan atau kalau kita ingin sehat maka sehatkan usus kita, demikian pula bagi tanaman, kalau ingin tanaman sehat maka sehatkan “usus” nya dan “usus” tanaman adalah tanah tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman, demikian Syarif Bastaman menutup penjelasannya.
Sumber: Metting (1992)
Ir. Syarif Bastaman, M.Sc--