Lakukan Sanitasi hingga Pupuk Berimbang, Diserang Ulat Penggulung Daun

TANAMAN KEDELAI: Tri Mulyantono SP petugas POPT saat melakukan pengamanan pada lahan tanaman kedelai di Desa Lebak Budi Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat. -FOTO: PENYULUH FOR SUMEKS-

LAHAT, SUMATERAEKSPRES.ID – Salah satu hama yang menyerang tanaman kedelai yakni ulat penggulung daun. Hama yang dikenal dengan nama latin Lamprosema indicata ini menyerang dengan cara membentuk gulungan daun dengan merekatkan daun yang satu dengan yang lain.

Lalu dengan menggunakan zat perekat yang dihasilkan, ulat ini menggulung dari sisi dalam daun. Pada tingkat serangan yang berat, serangan hama ini berpotensi menurunkan hasil panen jika tidak dilakukan pengendalian.  ‘’Tingkat serangan hama ini mencapai 10 persen dari luas tanaman kedelai yang mencapai tiga hectare,’’ ujar Tri Mulyantono SP  petugas POPT yang didampingi PPEP POPT Merytya Nur Isneini SP.

Keduanya melakukan pengamatan organisme pengganggu tanaman (OPT) di Desa Lebak Budi Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat.  Tanaman kedelai ini umurnya bervariasi dari 5 hingga 40 hari setelah tanam (hst) dengan varietas yang ditanam merupakan varietas local.  ‘’Serangan OPT berupa ulat penggulung daun ini terjadi pada lahan seluas setengah hectare,’’ katanya. 

BACA JUGA:Mau tahu Cara Mengendalikan Hama Tikus Secara Efektif, Ini Jawabannya

BACA JUGA:Ini Dia Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memberantas Hama Ulat pada Tanaman Kelapa Sawit

Dalam pengamanan dilapangan, musuh alami yang ditemukan adalah coccinelidae dan laba-laba.  ‘’Untuk petani kita minta agar melakukan pengendalian hama tersebut dengan menggunakan APH Beauveria bassiana,’’ katanya.

Untuk pengendalian dengan menggunakan pestisida anjuran pemerintah berbahan aktif BPMC jika luas dan intensitas serangan di atas ambang ekonomi. ‘’Kita juga minta petani melakukan sanitasi lingkungan, pemupukan berimbang sesuai dosis anjuran. Lalu tetap melakukan pengamatan rutin untuk memantau perkembangan OPT,’’ katanya.  (sms)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan