38 Perempuan Pejuang Energi, Banyak Jadi Leader, Kisah Para Pekerja Perempuan di Kilang Minyak Pertamina Plaju

KARTINI MASA KINI : Para perempuan pejuang energi yang juga Kartini masa kini yang bekerja di Kilang Pertamina Plaju. -Foto : BUDIMAN/SUMEKS -

Ketika sedang bertugas di Refinery Unit IV Cilacap, ia berkesempatan mengunjungi Single Point Mooring (SPM) yang berlokasi di lepas pantai selatan Jawa dengan menumpang kapal tugboat. Tak disangka, nahkoda dari tugboat tersebut adalah seorang pekerja perempuan. Pengalaman ini membuktikan bahwa perempuan saat ini telah mampu menjalankan bidang pekerjaan yang sebelumnya akrab dengan dunia laki-laki.

Kemudian di level Section Head atau Kepala Bagian, ada tiga perempuan yang menempati posisi tersebut. Misalnya Maharani yang menjabat Environment Section Head, dr. Mariani yang menjabat sebagai Health Section Head, Aliefita Rakhim Sukma yang menjabat Supply Chain Section Head di fungsi Health, Safety, Security & Environment (HSSE), dan Nova Pasaribu yang menjabat sebagai Purchasing Section Head, fungsi Procurement.

Selain posisi manajerial, ada juga perempuan yang saat ini tengah meniti tangga karirnya di posisi staff, misalnya analis dan officer. Sebagai gambaran, analis adalah pekerjaan yang juga bisa dikerjakan oleh perempuan. Indriani Prilia (33), yang saat ini posisinya sebagai Jr. Analyst Quality, bertugas memastikan dan menganalisa minyak mentah (crude), baik untuk produksi BBM dan non BBM.

Tidak hanya tugas-tugas administratif, selama di laboratorium Indri juga selalu melakukan analisa kalibrasi dan memastikan implementasi ISO 17025 tentang Standar Uji dan Kalibrasi Laboratorium. Indri berprinsip bahwa isu gender bukan menjadi hambatan untuk menjadi leader. “Karena kita punya kemampuan, passion dan kemampuan memimpin,” ujarnya. Standar itu berlaku bagi semua perempuan yang bekerja di kilang, perkapalan dan perkantoran.

Kemudian, ada Dewi Nanti Ratumanik, pekerja perempuan di Garda Terdepan (frontline), yang menghadapi pekerjaan dengan risiko tinggi yang tak kalah menantang. Ia memiliki tanggung jawab terhadap penyaluran stock bahan baku/produk Pertamina, serta menjaga keandalan jaringan distribusi. Bekerja selama delapan jam sehari pun tidak lantas membuatnya melalaikan kewajiban rumah tangga.

Komunitas PERTIWI

Kesempatan yang sama bagi perempuan untuk berkarya di Kilang Pertamina Plaju pun telah dijamin dengan adanya Gender Equality, setiap pekerja memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan karir berdasarkan pertimbangan kompetensi dan penilaian kinerja. Rachmi mengungkapkan di Pertamina, bahkan ada komunitas Perempuan Pertamina Tangguh Inspiratif Wibawa Independen (PERTIWI), sebagai komitmen perusahaan dalam mendukung penuh langkah pekerja yang tergabung di dalamnya untuk mengukir prestasi hingga tingkat global dan mewujudkan prinsip kesetaraan gender di lingkungan perusahaan.

“Sebagaimana perusahaan energi global lainnya yang mewadahi komunitas pekerja perempuan, PERTIWI dibentuk sebagai wadah inklusif pekerja perempuan Pertamina untuk meningkatkan kemampuan dan menyiapkan kader pemimpin untuk berkontribusi pada sosial masyarakat dan global,” ujar dia. Kilang Pertamina Plaju, kata Rachmi, berkomitmen memberi ruang aman dan setara untuk pekerja perempuan.

Gender Equality Kilang Pertamina Plaju pun diharapkan dapat membantu perusahaan dalam hal pengembangan talenta yang meningkatkan kinerja perusahaan sesuai aspek ESG dan SDGs. "Perempuan adalah makhluk yang ahli, karena ada kata Empu di tengah kata Perempuan. Untuk itu, apapun peran yang tengah kita jalankan, berikan kontribusi terbaik yang bisa kita lakukan. Memberi saja, percaya saja," tutup Rachmi. (fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan