Berburu Rezeki Usai Salat IEd, Pedagang Bunga Tabur Tetap Jualan Meski Lebaran
ZIARAH : Warga berziarah ke makam keluarga mereka di TPU Kandang Kawat.-foto : evan/sumeks-
SUMATERAEKSPRES.ID - Di tengah kegembiraan sebagian besar umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri, ada segelintor orang yang tetap berjibaku bekerja. Mencari tetap berburu rezeki, nafkah untuk menyambung hidup.
Pekerjaan mereka mungkin di pandang sebelah mata. Tapi dari situ mereka peroleh pemasukan. Misalnya, penjual bunga di areal tempat pemakaman umum (TPU).
Jika tak ada mereka, para peziarah tak bisa mendapatkan bunga untuk ditabur di pusara keluarga. Salah seorang yang melakoni pekerjaan ini yaitu Salbiah (51), warga lingkungan RT 13 Kelurahan 14 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 2 Palembang.
Dia sudah menekuni usaha berjualan bunga tabur kurang lebih 15 tahun. Salbiah sendiri meneruskan usaha dari sang ibu berdagang bunga tabur di TPU Naga Swidak 14 Ulu Palembang. "Jadi ini usaha ibu. Karena ibu sudah berusia 80 tahun lebih makanya saya yang meneruskan," bebernya, sembari menunjuk sang ibu yang tengah terlelap tidur di samping nisan.
Menurut Salbiah, mereka berdagang bunga sembari menjaga makam seorang mualaf. "Keluarganya semua ada di Kanada. Jadi kita yang diminta untuk menjaga. Jadi sembari menjaga makam itu, kami juga berjualan bunga tabur," paparnya.
BACA JUGA:Tradisi Jelang Ramadhan, Pedagang Bunga Kecipratan Rezeki Tahunan
BACA JUGA:Membangun Rumah Jangan Asal-Asalan Ya, Ada Adab dan Etika Loh Biar Membawa Rezeki, Apa Saja?
Berbicara penghasilan, ibu satu orang putera ini setiap harinya mampu mengumpulkan Rp 75 ribu hingga Rp100 ribu. Memasuki bulan suci Ramadan, Idul Fitri atau hati besar Islam lainnya, biasanya jumlah peziarah meningkat.
Contoh setelah salat Ied, Salbiah bersama dengan ibunda tercinta akan buru-buru kembali mendatangi lapak mereka yang ada di TPU Naga Swidak. "Biasanya sekitar pukul 08.00 Wib, kita sudah mulai berjualan. Sebab, saat itu ada banyak warga ziarah," kata Salbiah.
Di TPU Naga Swidak ada ribuan makam. “Jadi kira-kira sejumlah itulah peziarah yang berkunjung. Bisa dibayangkan ramainya. Dan itu berlangsung 2-3 hari," beber dia.
Namun jika hari biasa, peziarah sepi. “Paling hanya 1-3 orang saja. Sepi,” imbuhnya. Meski begitu, Salbiah tetap bersukur. Dia terus diberi kesehatan dan bisa bekerja menjual bunga untuk membantu pendapatan suami.
Untuk bunganya sendiri, Salbiah mendapatkannya dari daerah Plaju. "Jadi baik bunga dan daun pandan kita dapatkan dari sana. Baru kemudian kita petik dan untuk daun pandan kita potong kecil-kecil, sehingga wanginya keluar," jelasnya.
BACA JUGA:Ini Dia Tanaman Pembawa Rezeki Menurut Feng Shui
BACA JUGA:8 Manfaat Tak Terduga dari Bangun Pagi, Diantaranya Dapat Mendatangkan Rezeki, Apa Iya?