Sanad Keilmuan Bersambung dari Rasulullah, Jaminan Metode Ummi Ajarkan Alquran

Ketua Ummi Foundation Palembang periode 2023 - 2025, ustaz Malik Abdul Hakim, S.Kom, Al-Hafidz didampingi Ketua Panitia Maliki Utama Putra, S.Si. saat menggelar munaqosyah khotmul quran dan imtihan akbar beberapa waktu lalu. -Foto: Ist-

"Acara ini nantinya sebagai bentuk rasa syukur kami kepada Allah (tahadduts bin ni’mah) atas keberhasilan santri di lembaga dalam membaca dan menghafal Alquran dengan tartil. Serta Laporan hasil belajar secara langsung dan riil dari lembaga pengguna Ummi kepada Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan terkait hasil pembelajaran Tartil & Tahfidz," sebut uztaz Malik. 

Ia menjelaskan, kegiatan ummi Palembang difokuskan pada membangun system pembelajaran Alquran yang berbasis mutu. Terangkum dalam 3 kekuatan mutu yang terdiri dari metode yang bermutu, guru yang bermutu, dan sistem yang bermutu.

Adapun 7 program dasar yang diberikan, terdiri dari tashih, tahsin, sertifikasi, coaching, supervisi, munaqosyah, khotmul qur’an dan imtihan. 

Metode pembelajaran quran Ummi foundation juga di pandu dengan buku yang disusun secara sistematis. Disusun oleh team ahli pembelajaran Alquran yang berpengalaman dan berkolaborasi dengan ahli sistem.

"Buku ini juga di tashih oleh ahli Alquran yang mempunyai sanad Muttashil sampai dengan Rasulullah Saw (Qira'at Asyrah Ash Shughra)," tandasnya. 

Dengan kata lain, sanad Alquran dan sanad keilmuan yang diajarkan dalam metode ummi bersambung kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.

Seperti sanad Alquran yakni Dr KH Mudawi Ma'arif Lc, MHI, Syekh Dr Mahir Hasan Al Munajjid, Syekh Muhammad bin Thaha Sukkar, Syekh Mahmud Faiz Dair 'Athoni, Syekh Muhammad Salim Al Hawani, Syekh Ahmad Al Halawani dan Syekh Ahmad Al Marzuqi.

Sedangkan sanad keilmuan yakni Ustaz Masruri, M.Pd dan Ustaz Ahmad Yusuf MS, MPd, KH Ihya' Ulumiddin, Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki, Sayyid Alawi bin 'Abbas Al Maliki, Syekh Ahmad Zaini Dahlan, Syekh Abu Bakar Bakri Syatho dan Sayyid 'Abbas Al Mali.

Selain mengajarkan cara membaca Alquran dengan tajwid yang baik dan benar. Metode Ummi juga membimbing santrinya untuk menghafal Alquran menjadi tahfidz quran. Sudah banyak beberapa santrinya yang hafal dari 1 juz, hingga 30 juz. 

"Ummi foundation akan terus berkembang, tidak hanya mengajarkan tentang Alquran. Namun juga mulai fokus membuat santri bisa jadi tahfidz penghafal Alquran dan berikut mengerti terjemahannya," ucapnya. 

Ada kelas khusus yang membagi santri dalam membantu menghafal Alquran. Mulai dari santri di tingkat SD, SMP, menyesuaikan dengan perhitungan target keseluruhan. Rata-rata minimal bisa menghafal 2-3 juz bisa tercapai. 

BACA JUGA:Lansia Mengaji, Merajut Cinta Alquran di Usia Senja. Sepotong Kisah dari Desa Tanjung Pinang Ogan Ilir

"Untuk SMA, kami juga targetkan agar santri di jenjang ini dijamin selain bisa membaca alquran dengan baik dan benar, juga ditambah hafalan quran dan terjemahannya, juga kami persiapkan untuk punya kemampuan mengajar jadi guru ngaji kedepannya. Jadi dia bisa pergunakan ilmunya untuk mengajarkan baca alquran ke orang lain," ungkapnya. 

Para penghafal quran Ummi foundation diberikan buku tartil per juz, sebagai pedoman hafalan dengan 3 tahapan awal, tengah dan akhir. 

Misalnya, pada tahap awal juz 1-4, santri belum bisa menghafal dengan tajwid maka metode yang diajarkan adalah dengan talaqqi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan