Tewasnya Siswa SMP Penuh Misteri, Sang Ayah Menduga Rifki Dibegal dan Dibunuh
KENANGAN: Foto kenangan almarhum Rifki saat potong kue ulang tahun di rumahnya.-Foto: Ist-
Sebab dalam pemikiran Edi dan keluarganya, Rifki masih berpakaian SMP. Tapi takdir berkata lain. Jasad yang mengapung di aliran Sungai Pasipatan, anak Sungai Komering di wilayah Desa Tanjung Mas, Kecamatan Semendawai Barat itu ternyata benar Rifki.
Kondisinya sudah tidak bisa dikenali lagi, tangan dan kaki terikat ke belakang tubuh dengan tali pelepah pisang. "Tapi ibunya mengenali ikat pinggang yang dipakai Rifki. Di celananya juga ditemukan kunci kontrakan," kenang Edi.
Herayunita shock, nyaris pingsan. Edi menguatkan diri, membawa keluar istrinya, untuk menenangkannya. Sekitar 30 menit kemudian, barulah Herayunita mulai tenang. Mereka dipanggil kembali oleh dokter dan polisi untuk memastikan lagi benar tidak jasad itu putra mereka yang hilang.
"Ada tiga ciri yang membuat kami yakin kalau itu jenazah Rifki. Pertama ikat pinggang yang dipakai, itu sejak SD dulu. Ikat pinggangnya kecil warna hitam. Kemudian di kepala ikat pinggang ada tulisan SD,” bebernya.
Ciri kedua, ada kunci rumah dalam kantong celana yang dipakai jasad itu. "Itu kunci memang benar, kunci rumah dengan gantungan kain seperti tali sepatu. Ada tiga kunci, yakna 1 kunci rumah 2 kunci toko," ujarnya.
BACA JUGA:Baru Jual Tanah, 1 Keluarga Dibunuh, Apa Motifnya?
BACA JUGA:Wow, Januari Tewas Dibacok Mintarsa. Gara-gara Kakak Mintarsa Dibunuh Anak Januari
Ciri ketiga, pada tangan Rifki. “Ibunya masih mengenali tangan anaknya karena setiap hari melihatnya," ungkap Edi. Dia menduga anaknya korban pembunuhan atau perampokan. Sebab, Rifki belum pernah ke daerah tempat jasadnya terapung. Untuk sampai ke Kecamatan Semendawai Barat dari Gumawang, setidaknya harus melewati 2 kecamatan dan puluhan desa.
Kemudian jika berkendara, dari Desa Gumawang sampai ke Desa Tanjung Mas membutuhkan waktu lebih kurang 1 jam. Sehingga Edi mengira, Rifki dibegal dan dieksekusi di sekitar Gumawang, lalu jasad dibuang ke daerah Desa Tanjung Mas tersebut.
"Kami berharap pelaku dapat terungkap dan dapat dihukum setimpal sesuai dengan perbuatan menghilangkan nyawa anak kami," pungkasnya. Hingga kini, apa yang sebenarnya dialami almarhum Rifki masih misteri. (lid/air)