Industri Otomotif Gandeng UMKM, Wujudkan Hilirisasi Industri Komponen
Teten Masduki-Foto: Ist-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta pelaku industri otomotif di Indonesia agar meningkatkan kemitraan dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Tujuannya mewujudkan program hilirisasi industri komponen sebagai bagian dari industrialisasi sektor otomotif.
“Saya mengajak industri otomotif ikut mengembangkan UMKM otomotif melalui kemitraan agar bisa naik kelas,” kata Teten. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2023 industri otomotif menyumbang Rp311 triliun atau sekitar sembilan persen dari total PDB Industri pengolahan non migas.
Sedangkan pertumbuhan industri otomotif selama lima tahun terakhir (2018-2023) sebesar 4,1 persen. Lalu Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menyebutkan pada 2023 produksi otomotif roda empat sebanyak 1,395 juta unit.
Sementara, ASEAN Automotive Federation (AAF) jumlah produksi sepeda motor atau roda dua sebanyak 5,2 juta unit. Teten menegaskan, kemampuan UKM industri otomotif sangat baik, karena telah mampu memasok 65 persen komponen kendaraan dan alat berat.
BACA JUGA:Gadai Emas-Kendaraan Naik Tinggi, UMKM Cukupi Stok Barang Momen Puasa-Lebaran
BACA JUGA:BNI Exporters Forum Bantu UMKM Tembus Pasar Amerika
Maka keberadaan UMKM penyedia komponen otomotif ini tidak bisa dianggap enteng. Terlebih kini sedang dibangun ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). “Tren industri EV juga memberi peluang lebih besar bagi UMKM untuk menjalin kemitraan sebagai rantai pasok bagi industri assembling kendaraan,” katanya.
Demi mendorong UMKM produsen komponen otomotif, kata dia, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Penanaman Modal. Dalam aturan ini Industri Besar Bidang Komponen (KBLI 129300) diwajibkan bermitra dengan UKM Komponen. Dari sisi Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), saat ini telah dibangun Rumah Produksi Bersama (RPB) guna mendorong pengembangan ekosistem industri otomotif yang inklusif.
Dengan adanya RPB ini diharapkan ke depan dapat mendukung inovasi, desain, hingga memudahkan akses pembiayaan. “Melalui kolaborasi, inovasi dan kemitraan yang kuat kita pastikan bahwa UMKM di Indonesia tidak hanya tumbuh dan berkembang, tetapi juga berkontribusi pada ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Teten. (fad)