Bagindo : Petinggi Parpol Harus Bertanggung Jawab Turun Naiknya Suara Partai

PARPOL : Pengamat Politik Sumsel Bagindo menilai naik turunnya suara parpol menjadi tanggungjawab para petinggi parpol.-foto ; Dudun/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Naik turunnya suara partai politik pada setiap pemilihan umum telah menjadi fenomena yang tak terelakkan.

Pemilihan umum, sebagai ajang puncak bagi setiap partai politik, tidak hanya menjadi momen penentu bagi keberlangsungan politik suatu negara, tetapi juga sebagai arena evaluasi atas kinerja dan popularitas suatu partai.

Pada Pemilu yang baru saja berlangsung, sejumlah partai besar mengalami penurunan suara yang signifikan, menggambarkan dinamika politik yang semakin kompleks.

Menurut pengamat politik terkemuka, Bagindo Togar, penurunan suara yang dialami oleh partai-partai seperti Demokrat dan PDI Perjuangan memunculkan kebutuhan akan evaluasi mendalam.

BACA JUGA:Parpol Belum Bersikap, Demokrat Tegaskan Langkah Pribadi Harno

BACA JUGA:MK Larang Majukan Pilkada, Parpol di Sumsel Siap Kapan Saja

“Meskipun penurunan suara hanya terjadi dalam skala kecil, seperti kehilangan satu kursi, hal ini tetap menjadi pukulan keras bagi partai-partai yang sebelumnya memiliki dominasi di tingkat parlemen,” ujarnya, kemarin 15 Maret 2024.

Partai Demokrat, misalnya, tidak hanya kehilangan suara, tetapi juga kehilangan kursi pimpinan. Begitupun dengan PDIP yang tidak hanya pada Tingkat provinsi, namun pada Tingkat kota dan kabupaten juga merosot tajam.

Hal ini menandai periode yang sulit bagi partai tersebut, yang kini dihadapkan pada tugas berat untuk merevitalisasi diri dan membangun kembali kepercayaan publik.

Bagindo Togar menyoroti perlunya introspeksi bagi partai politik, baik dari para pengurus maupun kader, untuk mengevaluasi kinerja mereka selama pemilu.

BACA JUGA:PAN Unggul di Empat Lawang, Inilah Daftar Parpol yang Bakal Melangkah ke DPRD

BACA JUGA:Nihil Bukti Administrasi KTA Parpol, Hanya Ada Rekaman dan Saksi

Tingkat keterpilihan calon legislatif (Caleg) juga menjadi cerminan dari popularitas calon presiden yang diusung oleh partai tersebut.

Bagindo menegaskan para petinggi partai politik harus memiliki kesadaran kolektif atas kontribusi dan keberadaan mereka dalam menjalankan misi partai.

“Mereka harus menyadari partisipasi dalam pemilu bukan hanya tentang mempertahankan posisi elit dalam struktur organisasi, tetapi juga tentang menunjukkan kinerja dan prestasi yang sesungguhnya," katanya.

Pemilu, menurutnya, menjadi tolok ukur utama dalam mengevaluasi kinerja partai politik.

BACA JUGA:Indikasi Penggelembungan Suara-Money politic, Dilaporkan Parpol dan Warga ke Bawaslu Sumsel

BACA JUGA:KACAU! Parpol di Muratara Protes karena Sejumlah Suara Pemilihan Mendadak Raib, Kok Bisa?

Dalam konteks ini, Bagindo menyoroti pentingnya pemberian sanksi dan reward bagi partai politik.

Partai-partai yang mengalami penurunan suara secara drastis harus dikenai sanksi oleh partai tempat mereka bernaung.

Di sisi lain, partai-partai yang berhasil meraih suara besar dan meningkatkan kursi di parlemen layak untuk mendapatkan reward atas kinerja mereka.

“Namun, pertanyaan mendasar yang muncul adalah siapa yang seharusnya bertindak untuk menangani masalah ini, apakah elite struktural partai ataukah pemerintah secara keseluruhan?,” katanya

BACA JUGA:Sejumlah Parpol Dana Kampanye Rp0, Berdasar LADK yang Diterima KPU di Sumsel

BACA JUGA:PSI Membengkak, Golkar Menyusut, Revisi Dana Kampanye Parpol

Dengan berakhirnya Pemilu dan munculnya hasil yang bervariasi bagi setiap partai politik.

“Namun, evaluasi menyeluruh atas kinerja partai politik dalam Pemilu ini menjadi langkah penting untuk membangun fondasi yang lebih kuat dalam sistem politik yang dinamis dan berubah dengan cepat,” jelasnya.

Bagindo Togar dan para pengamat politik lainnya menekankan perlunya respons yang cepat dan efektif dari setiap partai politik dalam menghadapi tantangan ini untuk memastikan keberlangsungan demokrasi yang sehat dan stabil. (iol)   

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan