Pulang ke Desa, Bawa Oleh- Oleh Ilmu
Evaluasi post test dan tugas kelompok dalam pelatihan Teknik Infrastruktur Desa-Foto: Ist-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pelatihan Teknik Infrastruktur Desa memasuki hari terakhir, kemarin. Para perangkat desa pulang ke tempat masing-masing dengan membawa bekal oleh-oleh ilmu yang bermanfaat, hari ini (5/3).
“Harapan setelah mengikiti pelatihan ini, semua peserta bisa menerapkannya ketika kembali ke desa masing-masing," ujar GM Sumatera Ekspres, Hj Nurseri Marwah. Harapan ini sesuai dengan tema yang diangkat "Pelatihan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Desa Dalam Mendukung Pelaksanaan Pembangunan Desa Guna Mewujudkan Kemandirian Desa di Kabupaten Musi Banyuasin (MUBA)”.
Pelatihan ini merupakan kerja sama Pemkab Muba dengan Harian Pagi Sumatera Ekspres dan Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Sumsel. Gelombang pertama pelatihan ini dibuka 26 Februari lalu oleh Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni didampingi Pj Bupati Muba, Drs H Apriyadi MSi.
Sedangkan gelombang kedua pelatihan dimulai 1 Maret lalu. Usai pelatihan ini, untuk peserta yang dapat nilai di atas 80 akan ada ujian lanjutan. Agar bisa mendapat sertikat dari Lembaga Sertifikasi Profesi Ataki Kontruksi Indonesia.
Sertifikat ini lebih tinggi grade-nya dari yang didapat para peserta dalam pelatihan di Hotel Beston Palembang saat ini. Dari seluruh peserta pelatihan gelombang pertama, ada 26 orang yang berhak ikut ujian lanjutan.
BACA JUGA:Peserta Gelombang 2 Dapat Materi Sama, Dari Para Mentor Pelatihan Teknik Infrastruktur Desa
“Untuk yang gelombang kedua, masih menunggu hasil penilaian tim Inkindo.,” tambahnya. Ada pun jadwal ujian lanjutan akan diinformasikan lebih lanjut. Koordinator Mentor Pelatihan Teknik Infrastruktur Desa, Kemas Muhammad Erwin mengatakan, hari ketiga gelombang kedua pelatihan kemarin diisi dengan post test dan tugas kelompok.
Hasil post test ada yang memuaskan, ada juga yang kurang memuaskan. "Hasil nilai post test yang kita paling tinggi 96, dan terendah 24 (kurang memuaskan)," katanya. Hasil rendah bukan karena peserta tidak mengerjakan, tapi mungkin tidak mengikuti dengan sungguh - sungguh selama materi pelatihan diberikan.
"Karena kalau mengikuti dengan sungguh - sungguh harusnya peserta minimal dapat nilai 60," ujarnya. Sebab soal-soal yang diberikan diambil dari semua modul. Mulai dari modul pengenalan bangunan sederhana, survey dan pengukuran, membaca gambar, membuat gambar, membuat volume, dan menghitung RAB.
"Kalau mempelajari dan mendengarkan penjelasan dari para mentor pasti bisa menjawab. Hanya saja mungkin peserta masih kurang displin," kata Erwin. Secara umum, dia melihat para peserta sedikit banyak sudah tahu dan paham tentang berbagai materi yang diberikan.
“InsyaAllah itu jadi oleh - oleh ilmu yang dibawa peserta pulang ke desa masing-masing. Semiga bisa diterapkan dan membawa manfaat dalam pembangunan desa," pungkasnya. (tin)