Atasi Wereng, Ini 10 Jenis Musuh Alami, Petani Wajib Tahu

HAMA: Hama wereng bisa dikendalikan dengan menggunakan predator alami.--

BACA JUGA:Cara Alami Ini Bisa Mengendalikan Hama Orong-Orong

Kepik mirid berwarna hijau dan sering ditemui di tempat-tempat dengan vegetasi tinggi. Mereka aktif memburu mangsa seperti wereng coklat dan memiliki reaksi positif terhadap cahaya sinar pada malam hari.
6. Kumbang Stafilininea (Paederus fuscipes)

Kumbang ini merupakan predator yang mencari mangsa pada malam hari dan bahkan dapat berenang di air atau berada di tanaman. Mangsa yang menjadi target mereka termasuk wereng coklat, wereng hijau, hama putih, wereng zig-zag, wereng punggung putih, dan larva ulat bulu yang masih muda.

7. Kumbang Karabid (Ophionea nigrofasciata)
Kumbang karabid aktif mencari mangsa pada siang hari dan memiliki kemampuan berenang.

BACA JUGA:Tips Ampuh Menghadapi Penyakit dan Serangan Hama Pada Tanaman Sawo!

Mereka memangsa serangga seperti wereng coklat, wereng hijau, hama putih, wereng zig-zag, wereng punggung putih, ulat bulu, ulat jengkal, dan penggerek batang padi.
8. Capung Jarum (Agriocnemis spp.)

Capung jarum atau capung kecil sering terlihat di bawah tajuk tanaman dan merupakan predator untuk berbagai jenis wereng seperti wereng hijau, wereng coklat, wereng punggung putih, dan hama putih palsu.

9. Belalang Bertanduk Panjang (Conocephalus longipennis)
Predator ini sangat aktif pada pagi hari dan memangsa telur penggerek batang serta berbagai jenis wereng seperti wereng coklat, wereng hijau, wereng zig-zag, dan wereng punggung putih. Mereka memiliki panjang tubuh kisaran 25 hingga 32 mm dan antena yang panjang.

10. Kumbang Koksinelid (Synharmonia octomaculata)
Kumbang ini merupakan predator untuk berbagai jenis wereng seperti wereng batang coklat, wereng punggung putih, wereng hijau, wereng zig-zag, aphis, hama putih palsu, dan penggerek batang padi.

Dengan adanya berbagai jenis predator ini, petani padi dapat memanfaatkan alami mereka dalam mengendalikan populasi wereng secara efektif tanpa perlu mengandalkan pestisida kimia. Selain itu, pendekatan ini juga lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan