Program Hospital Based

Budi Gunadi Sadikin -Foto: Ist-

SUMATERAEKSPRES.ID - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan penting untuk memastikan terpenuhinya produksi dan distribusi tenaga kesehatan di seluruh Indonesia.  Dalam UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, ada aturan pemerintah pusat bisa memberikan intervensi kepada pemda untuk menetapkan kuota dokter. 

“Oleh karena itu, kita sudah ada terobosan dengan adanya yang Hospital Based,” kata dia. Sekarang ini ada 21  prodi dokter spesialis. Ke depan akan ada 300 rumah sakit tipe A dan B untuk bisa memproduksi dokter spesialis. 

Program ini juga akan mengatasi masalah distribusi. Sebab, peserta didik diutamakan pegawai di RS yang bersangkutan. Sehingga, penempatannya sesuai kebutuhan. Biaya pendidikan yang dikeluarkan juga akan lebih murah. 

Diakuinya, saat ini produksi tenaga kesehatan khususnya dokter spesialis masih menjadi menjadi masalah di Indonesia. Jumlah dokter yang dihasilkan setiap tahun, tidak sebanding dengan populasi penduduk. 

Menurutnya, setidaknya setiap tahunnya Indonesia harus mampu menghasilkan lebih dari 30 ribu dokter. Dengan adanya hospital based, memudahkan juga menyelesaikan masalah distribusi dari dokter spesialis yang sekarang sangat langka.

BACA JUGA:Jaga Kesehatan, Pekerja Kilang Plaju Donorkan 320 Kantong Peringati Bulan K3 Nasional

BACA JUGA:Sikat Gigi, Kunci Kesehatan Gigi dan Mulut yang Ideal

Program ini juga disebut akan mengatasi masalah distribusi. Sebab, peserta didik diutamakan pegawai di RS yang bersangkutan. Sehingga, penempatannya sesuai kebutuhan. Biaya pendidikan yang dikeluarkan juga akan lebih murah.

Terobosan lainnya, Untuk meningkatkan produksi dokter umum, Menkes akan mereplikasi apa yang dilakukan pemerintah India. Yakni dengan mengirimkan dokter belajar di Fakultas Kedokteran (FK) di luar negeri.

Untuk menjaga kualitas dokter, Menkes usulkan juga untuk meningkatkan kompetisi antara dokter Indonesia dengan dokter asing dengan mengirimkan dokter Indonesia untuk bekerja di rumah sakit di luar negeri atau sebaliknya. Hal ini diyakini dapat meningkatkan jiwa kompetisi dan kompetensi para dokter. 

“Pasien masih bahasa Indonesia dia pasti lebih nyaman dengan dokter Indonesia. Jadi kita undang saja rumah sakit terbaik Amerika, bawa dokter Amerika terbaik ke Indonesia. Pasti tidak mau kalah kualitasnya pelayanannya. Jadi memang ada beberapa perspektif yang mesti kita lakukan untuk meningkatkan kualitas” bebernya.(*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan