GAWAT! Microsoft Ungkap Bahaya Serangan Siber yang Bisa Tiru Suara dan Wajah Orang
Microsoft dan OpenAI baru-baru ini mengungkapkan cara para hacker menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk kejahatan siber. -Foto: freepik-
SUMATERAEKSPRES.ID - Microsoft mengungkap ancaman yang muncul dari hacker yang kini memanfaatkan kecerdasan buatan untuk melancarkan serangan siber, menunjukkan eskalasi dalam tingkat kecanggihan serangan tersebut.
Pelaku serangan dan pihak yang berusaha untuk melindungi diri sama-sama menggunakan teknologi kecerdasan buatan, termasuk model bahasa besar, untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi serangan serta pertahanan mereka.
Dalam sebuah laporan berjudul 'Navigating Cyberthreats and Strengthening Defenses in the Era of AI', Microsoft menjelaskan bahwa lanskap ancaman siber menjadi semakin rumit karena penjahat siber semakin terampil, canggih, dan memiliki akses ke sumber daya yang lebih baik.
Mereka memanfaatkan kecerdasan buatan untuk berbagai tujuan, mulai dari pengintaian hingga pengembangan malware.
BACA JUGA:Heboh, Hacker Indonesia Bikin India Panik, Serang 12 Ribu Website dan Ancam Bocorkan Data
Microsoft bersama OpenAI dan beberapa negara telah mengidentifikasi sejumlah ancaman siber yang menggunakan kecerdasan buatan, menyoroti perlunya meningkatkan pemahaman dan pertahanan terhadap serangan semacam itu.
Salah satu contoh modus penipuan yang menggunakan kecerdasan buatan adalah sintesis suara, di mana sampel suara pendek digunakan untuk melatih model AI agar dapat meniru suara seseorang.
Beberapa kelompok hacker yang disebutkan dalam laporan tersebut antara lain Forest Blizzard (STRONTIUM) dari Rusia, Emerald Sleet (Velvet Chollima) dari Korea Utara, Crimson Sandstorm (CURIUM) dari Iran, dan Charcoal Typhoon (CHROMIUM) yang terkait dengan China.
Masing-masing kelompok ini menggunakan kecerdasan buatan untuk memperkuat serangan mereka, termasuk dalam hal pengintaian, pembuatan konten untuk spear phishing, dan pemecahan masalah teknis.
BACA JUGA:Inilah 15 Pekerjaan yang Akan Punah di Tahun 2027, Apakah Anda Termasuk?
Untuk melawan ancaman semacam ini, Microsoft mengandalkan analisis keamanan siber yang didukung oleh kecerdasan buatan untuk mendeteksi dan mencegah serangan.
Mereka juga menggunakan model Zero Trust dan verifikasi kesehatan perangkat untuk meningkatkan keamanan jaringan.
Selain itu, mereka juga memperkuat kemampuan mereka dalam mendeteksi email berbahaya dengan memanfaatkan kecerdasan buatan.
Meskipun demikian, Microsoft memperingatkan bahwa peningkatan penggunaan kecerdasan buatan oleh penjahat siber dapat menghasilkan serangan yang lebih canggih, seperti deepfake dan kloning suara.