https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Dibiarkan Menantang Bahaya, Pelajar SMPN 1 Jejawi Duduk di Atap Bus

BERBAHAYA: Para pelajar SMPN 1 Jejawi Kabupaten OKI duduk di atas bus. Aksi berbahaya ini terkesan dibiarkan, padahal berpotensi membahayakan nyawa mereka.-foto : nisa/sumeks-

KAYUAGUNG, SUMATERAEKSPRES.ID – Gembira mengancam nyawa. Pulang sekolah duduk di atap bus. Tak ada yang menegur  maupun berikan peringatan. Perilaku para pelajar SMP di Kecamatan Jejawi, Kabupaten OKI ini terjepret kamera.

Dengan santai, di atap bus itu, sejumlah pelajar itu bersenda gurau. Sambil bernyanyi riang. Mereka seakan tak sadar, maut mengintai. Aksi para pelajar itu terjadi setiap hari. Karena tak kebagian bangku di dalam, mereka naik ke atap bus. Ongkos sama, Rp3.000 per anak.

Sopir bus pun tak kuasa melarang mereka.  “Sudah biasa dilakukan para siswa itu. Sudah pernah ditegur anggota Polsek Jejawi dan Satlantas Polres OKI, tapi sepertinya tidak jera,” beber Imam, warga Jejawi.

Menurutnya, anak-anak itu yang membandel. Sudah dinasehati untuk duduk di dalam bus saja. Tapi masih nekat naik ke atap bus yang tanpa dinding dan pegangan. Karena belum pernah jatuh korban jiwa, jadi belum jera.

Kapolres OKI AKBP Hendrawan Susanto SH SIK melalui Kasatlantas AKP Joko Edy Santoso menjelaskan, sebenarnya  pihaknya sudah menegur para sopir bus yang mengangkut para pelajar. “Sepertinya para sopirnya masih bandel. Jadi nanti akan dilakukan  penindakan kembali,” katanya.

BACA JUGA:Hama ini Sangat Berbahaya Bisa Menyebabkan Gagal Panen

BACA JUGA:Kamu Harus Tahu! Begini 6 Bahaya Langsung Tidur Setelah Makan Sahur, Nomor 5 Mengerikan

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) OKI, Refly melalui staf pengawas, Marlian mengatakan, Disdik sebenarnya sudah melakukan sosialisasi kepada pihak sekolah terkait kebiasaan para pelajar SMPN 1 Jejawi yang duduk di atap bus saat pergi atau pulang sekolah.

Tapi karena kurangnya angkutan, membuat anak-anak tersebut terpaksa tetap melakukan itu." Memang ada bantuan bus sekolah, tapi jumlahnya terbatas,"ungkapnya.

Aksi duduk di atap bus itu kurang lebih 30 menit, dari rumah para  pelajar hingga ke sekolah atau sebaliknya. “Kami akan mengingatkan kembali masalah duduk di atap bus ini kepada sekolah dan para pelajar. Harapannya dari Pemkab bisa memberikan bantuan bus sekolah sehingga anak-anak itu tidak lagi naik ke atap bus,” pungkas Marlian. (uni/)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan