Diteriaki 'Balikan', Berikut Kisah Cinta Prabowo-Titiek Soeharto
Calon Presiden Prabowo Subianto menyapa Titiek Soeharto dalam acara Mengawal Suara Rakyat di Istora Senayan, Jakarta, Rabu 14 Februari 2024 malam.-Foto: Ist-
Titiek mempunyai tiga orang kakak, yaitu Siti Hardiyanti Hastuti (Tutut), Sigit Harjojudanto, dan Bambang Trihatmodjo.
Selain itu, Titiek juga memiliki dua orang adik, yaitu Hutomo Mandala Putra (Tommy) dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).
Dirinya diketahui pernah menempuh pendidikan di SMA Negeri 3 Jakarta dari tahun 1974 hingga 1977.
Kemudian, setahun berikutnya, Titiek melanjutkan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 1985.
Ketika masih menjalani masa kuliah pada 1983, Titiek Soeharto mengikatkan diri dalam ikatan pernikahan dengan Prabowo Subianto, yang pada saat itu masih menjabat sebagai seorang perwira TNI.
Sejak 2012, Titiek aktif berpolitik. Awal terjun ke politik ia sebagai kader Partai Golongan Karya. Saat itu, ia diposisikan sebagai Ketua Bidang Pertanian dan Nelayan DPP Partai Golkar sampai 2015.
BACA JUGA:Ternyata Prabowo Miliki Keris Kiyai Garudayaksa, Ini Kelebihannya
Kiprahnya di politik mendorongnya untuk ikut serta dalam Pemilu Legislatif 2014. Titiek berhasil memperoleh kursi dapil Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada Juni 2018, Titiek memutuskan untuk mundur dari Partai Golkar dan bergabung dengan Partai Berkarya.
Saat 2023 Titiek bergabung dengan Partai Gerindra dan menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
Ia juga ikut serta kembali dalam Pemilu Legislatif 2024 untuk dapil Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lalu bagaimana kisah cinta Prabowo dan Titiek Soeharto? Berikut sumateraekspres.id mencoba mengulasnya.
Dilansir dari kaltimtoday.co, kisah cinta antara Prabowo dan Titiek pernah diungkap dalam buku berjudul "Jejak Perlawanan Begawan Pejuang," yang diterbitkan pada awal tahun 2000. Karya tersebut ditulis oleh Soemitro Djojohadikusumo, ayah dari Prabowo.
Awal perkenalan antara Prabowo dan Titiek dimulai ketika Titiek menjadi murid Sumitro, yang pada saat itu merupakan ahli ekonomi dan kritikus politik terkemuka.