https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Eksistensi Sejak Masa Penjajahan Hindia Belanda, Ini Sejarah Keberadaan Gerakan Freemason di Indonesia

Ilustrasi Gerakan Freemason di Indonesia-Foto: nomanmartin820/freepik-

Theo so fische in Verband met Boedi Oetomo (Theosofi dalam Kaitannya dengan Boedi Oetomo).

BACA JUGA:WOW! Ternyata di Sumatera Ada Sekolah Internasional Pertama di Indonesia, Ini Sejarahnya

BACA JUGA:Inilah 5 Taman Terluas dan Termegah di Dunia yang Penuh dengan Bunga, Apa Saja?

Theosofi merupakan bagian jaringan Freemason yang bergerak dalam kebatinan. Aktivis Theosofi pada masa lalu, juga adalah aktivis Freemason. Cita-cita Theosofi sejalan dengan Freemason.

Apa misi Freemason? Dalam buku Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, karya Dr Th Steven dijelaskan misi organisasi yang memiliki simbol Bintang David ini: Setiap insan Mason Bebas mengemban tugas, di mana pun dia berada dan bekerja,untuk memajukan segala sesuatu yang mempersatukan dan menghapus pemisah antarmanusia.

Jadi, misi Freemason adalah menghapus pemisah antar manusia! Salah satu yang dianggap sebagai pemisah antarmanusia adalah agama. 

Maka, jangan heran, jika banyak manusia berteriak lantang: semua agama adalah sama. Atau, semua agama adalah benar, karena merupakan jalan yang sama-sama sah untuk menuju Tuhan yang satu. Paham yang dikembangkan Freemason adalah humanisme sekular. Semboyannya: liberty, egality, fraternity.

Sejak awal abad ke-18, Freemasonry telah merambah ke berbagai dunia. Di AS, misalnya, sejak didirikan pada 1733, Freemason segera menyebar luas ke negara itu, sehingga orang-orang seperti George Washington, Thomas Jefferson, John Hancock, Benjamin Franklin menjadi anggotanya. Prinsip Freemasonry adalah Liberty, Equality, and Fraternity. (Lihat, A New Encyclopedia of Freemasonry, (New York: Wing Books, 1996).

Harun Yahya, dalam bukunya, Ksatria-kstaria Templar Cikal Bakal Gerakan Freemasonry, mengungkap upaya kaum Freemason di Turki Usmani untuk menggusur Islam dengan paham humanisme.

Dalam suratnya kepada seorang petinggi Turki Usmani, Mustafa Rasid Pasya, August Comte menulis, Sekali Usmaniyah mengganti keimanan mereka terhadap Tuhan dengan humanisme, maka tujuan di atas akan cepat dapat tercapai.

Comte yang dikenal sebagai penggagas aliran positivisme juga mendesak agar Islam diganti dengan positivisme.

Jadi, memang erat kaitannya antara pengembangan liberalisasi, sekularisasi, dan misi Freemason.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan