4 Tradisi Menyambut Ramadhan yang Masih Dijumpai di Kota Palembang

Reporter: Nanda |

Editor: Rian Sumeks |

Senin , 05 Feb 2024 - 17:33

4 Tradisi Menyambut Ramadhan yang Masih Dijumpai di Kota Palembang-Foto: Nanda/sumateraekspres.id-

Tradisi ini melibatkan kunjungan ke makam masjid dan tokoh-tokoh agama.

Ziarah Kubro menjadi wujud penghormatan dan refleksi spiritual menjelang bulan suci, menciptakan ikatan yang erat antara generasi dengan tokoh-tokoh agama terdahulu.

4. Pawai Obor: Ungkapan Syukur dan Semangat Beribadah

Menjelang Ramadhan, kampung arab 11-14 Ulu Palembang menyelenggarakan pawai obor yang meriah. Anak muda dan santri pondok pesantren berpartisipasi dalam pawai obor, mengelilingi kampung.

Acara ini bukan hanya ungkapan syukur kepada Allah, tetapi juga menjadi motivasi bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan ketaqwaan.

Pawai obor juga berfungsi memperkuat persatuan dan kerukunan antarumat beragama di Palembang.

Inilah sebagian tradisi yang masih terjaga di Kota Palembang, menjadi bagian berharga dari warisan budaya lokal yang tetap hidup dalam dinamika masyarakat.

Menyambut Ramadhan di Palembang tidak hanya tentang ritual keagamaan, tetapi juga tentang kehangatan dan kebersamaan yang memperkaya pengalaman hidup setiap warga.

4 tradisi menyambut ramadhan yang masih dijumpai di kota palembang                            palembang, sumateraekspres.id - bulan suci ramadhan tiba, dan di kota palembang, tradisi-tradisi unik masih tetap terjaga, menghadirkan kehangatan dan kebersamaan di tengah masyarakat.
berikut ini adalah beberapa tradisi menyambut bulan suci ramadhan yang masih dijumpai di kota palembang.1. sedekah ruah: menyatu dalam doa dan kebaikan
tradisi sedekah ruah, atau yang dikenal sebagai ruahan, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari persiapan menyambut bulan suci ramadhan di palembang.
baca juga:6 cara mudah mengatasi bau mulut saat berpuasa, apa saja? 
baca juga:jangan salah, ini hal pertama yang harus anda ajarkan pada anak sebelum salat dan puasa
warga membuka pintu rumah mereka untuk sanak keluarga, kerabat, dan tetangga. mereka membacakan surat yassin sambil berdoa bersama, mendoakan almarhum dan almarhumah anggota keluarga yang telah meninggal.
tradisi ini menciptakan atmosfer kebersamaan dan kehangatan spiritual di tengah masyarakat palembang.2. bubur suro: kelezatan tradisional untuk berbuka puasa
bubur suro, hidangan khas tradisional palembang, menjadi menu istimewa saat berbuka puasa.
baca juga:mengenal sejarah dan ragam dawet, minuman favorit saat berbuka puasa yang bikin ngiler! 
baca juga:punya utang puasa ramadan? berikut pengertian, niat, hingga cara bayarnya
terbuat dari campuran beras dan beragam bumbu sop serta daging, bubur suro sering dibagikan di halaman masjid al mahmudiyah suro atau masjid suro.
kelezatan bubur suro tidak hanya mengisi perut setelah berpuasa, tetapi juga menjadi bagian dari kekayaan kuliner tradisional palembang yang tetap dilestarikan.3. ziarah kubro: kehormatan untuk para tokoh agama
di kampung arab palembang, masyarakat menjalankan tradisi ziarah kubro selama 10 hari terakhir bulan syaban, menjelang ramadhan.
baca juga:ramadhan datang sebentar lagi, ini 5 kebiasaan baik selama bulan puasa yang patut diamalkan
baca juga:jadwal awal puasa 1445 h berpotensi terbelah, begini metode penetuan ala muhammadiyah
tradisi ini melibatkan kunjungan ke makam masjid dan tokoh-tokoh agama.
ziarah kubro menjadi wujud penghormatan dan refleksi spiritual menjelang bulan suci, menciptakan ikatan yang erat antara generasi dengan tokoh-tokoh agama terdahulu.4. pawai obor: ungkapan syukur dan semangat beribadah
menjelang ramadhan, kampung arab 11-14 ulu palembang menyelenggarakan pawai obor yang meriah. anak muda dan santri pondok pesantren berpartisipasi dalam pawai obor, mengelilingi kampung.
acara ini bukan hanya ungkapan syukur kepada allah, tetapi juga menjadi motivasi bagi umat islam dalam menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan ketaqwaan.
pawai obor juga berfungsi memperkuat persatuan dan kerukunan antarumat beragama di palembang.inilah sebagian tradisi yang masih terjaga di kota palembang, menjadi bagian berharga dari warisan budaya lokal yang tetap hidup dalam dinamika masyarakat.
menyambut ramadhan di palembang tidak hanya tentang ritual keagamaan, tetapi juga tentang kehangatan dan kebersamaan yang memperkaya pengalaman hidup setiap warga.