Sejarah Dan Mitos Keris Kiyai Sengkelat Empu Supa
Keris Kiyai Sengkelat Empu Supa. Foto: Zulkarnain/sumateraekspres.id--
Saat itu kerajaan Majapahit memiliki keris Kiai condong campur yang merupakan keris pemersatu bangsa yang dibuat oleh 100 Empu dari berbagai daerah.
Namun dibuat dari besi yang dihuni oleh makhluk makhluk halus dan makhluk hitam, sehingga keris ini memiliki Hawa negatif dan justru menimbulkan wabah penyakit.
Keris Kiai condong campur yang awalnya bertujuan untuk mengatasi perselisihan antara golongan atas dan golongan bawah di Majapahit.
Malah menimbulkan bencana wabah penyakit yang sangat ganas dan mematikan bagi rakyat serta kerajaan.
Banyak rakyat jelata yang meninggal karena sakit, bahkan Putri kesayangan Prabu Brawijaya 5. Dewi ayu Sekar Kedaton juga jatuh sakit parah, Prabu Brawijaya sudah mencoba berbagai cara untuk menyembuhkan putrinya.
Tetapi tidak ada yang berhasil, bahkan sudah memanggil tabib dari berbagai kerajaan lain. Akhirnya Prabu Brawijaya 5 meminta bantuan Sunan Kalijaga, Salah satu wali yang dihormati oleh rakyat Majapahit.
Sunan Kalijaga datang ke istana membawa keris Kiai sengkelat, ia mengeluarkan keris tersebut dari sarungnya dan Mengayunkan ke udara sambil berdoa kepada Allah.
Tiba-tiba langit menjadi gelap dan petir menyambar-nyambar, kilat kilat itu Di Salurkan ke tanah, setelah itu hujan turun dengan derasnya dan membersihkan udara dari kotoran serta penyakit, sehingga wabah penyakit pun berakhir.
Prabu braawijaya sangat berterima kasih kepada Sunan Kalijaga, namun Sunan Kalijaga mengatakan bahwa ini semua atas Pertolongan Allah.
Di sisi lain keris Kiai sengkelat pernah menjadi pusaka raja-raja Jawa, kisah ini berawal setelah keris tersebut selesai dibuat oleh kisupa.
Beliau menyerahkan keris yang baru selesai dibuatnya itu kepada Sunan Kalijaga Namun ternyata keris tersebut tidak cocok bagi ulama dan Sunan Kalijaga meminta kipa untuk menyimpannya dan berpesan agar suatu nanti memberikan keris tersebut kepada raja-raja pulau Jawa.
Keberadaan keris sakti Kiai sengkelat diketahui oleh raja Blambangan, ia tahu bahwa seseorang yang memegang keris tersebut tidak akan bisa dikalahkan dan menjadi penguasa.
Sunan Kalijaga menyerahkan keris Kiai sengkelat kepada Adipati Majaahot untuk dibawa ke kota Palembang. Sunan Kalijaga memerintahkan Adipati notoprojo untuk memberikan Keris kiyai sengkelat kepada Raden Patah.
Seorang putra sulung raja Majapahit Brawijaya di Kota Palembang yang cikal bakalnya, akan menjadi Sultan Demak dan penguasa tanah Jawa.(zul)