Banjir Tahunan Mulai Landa 3 Kabupaten, Pj Bupati Muba Langsung Cek Warga, Berikan Bantuan
TINJAU BANJIR: Pj Bupati Muba Apriyadi Mahmud dan jajaran tinjau banjir sekaligus beri bantuan untuk warga Desa Kertajaya, Sungai Keruh. -Foto: tommi/sumeks-
Sudah puluhan rumah terdata dalam kondisi terendam banjir hampir satu meter di wilayah Jayaloka. AKP Herdiansyah mengimbau agar masyarakat berhati-hati dan waspada mengingat ada potensi peningkatan debit air. “Karena intensitas curah hujan masih tinggi,” bebernya.
Di Kelurahan Muara Kelingi, setidaknya ada dua wilayah RT yang saat ini terendam banjir luapan air sungai. Yakni RT 01 dan RT 02. Air menggenangi jalan sedalam 40 cm. Kendaraan masih bisa melintas.
Babinsa Koramil Muara Kelingi, Serda Arian Arizal mengungkapkan, air sungai masih berpotensi naik. Pihaknya telah mengimbau masyarakat berhati-hati. Terutama jika terjadi peningkatan intensitas hujan saat malam hari.
BACA JUGA:Alamak! Ada 113 Titik Banjir di Palembang, Pemkot Siaga Lakukan Ini
BACA JUGA:Bantuan Banjir Mulai Digulirkan
Camat Muara Kelingi Tri Retrianto membenarkan adanya peningkatan debit Sungai Musi di wilayah Kecamatan Muara Kelingi. "Sungai Musi memang sedang dalam, tapi kita berharap tidak terjadi bencana banjir di permukiman warga," timpalnya. Walau pun, peristiwa ini hampir tiap tahun terjadi di wilayah Mura Kelingi.
Bahkan saat banjir besar yang lalu, kedalaman air mencapai 4-5 meter. Air mencapai atap rumah. Di Kabupaten PALI, wilayah Desa Curup, Kecamatan Tanah Abang juga terendam banjir. Akibat luapan Sungai Lematang.
Banjir yang merendam satu desa itu terjadi sejak lima hari lalu. Pantauan kemarin, ketinggian banjir mencapai satu meter lebih. Sebatas leher orang dewasa. Namun, warga setempat masih enggan mengungsi. Menurut mereka, banjir ini sudah biasa tiap tahun.
Karena itu, warga bangun rumah panggung dengan tiang cukup tinggi. Agar air tidak menggenangi lantai rumah. “Kami sudah biasa banjir seperti ini," ungkap Mardianto, warga setempat.
Ia menambahkan, turun temurun warga Desa Curup tidak pernah mengungsi saat banjir. "Yang diselamatkan dari banjir adalah harta benda kami, seperti barang elektronik dan kendaraan bermotor. Sudah dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi. Kalau warga, tetap di rumah meskipun ketinggian air mencapai lantai rumah," bebernya.
Kepala Desa Curup, M Tisar membenarkan kalau warga desanya terbiasa hadapi banjir. Tapi, perekonomian warga terganggu karena aktivitas dan mobilitas menjadi terhambat. Akibat banjir, warga yang sebagaian profesinya petani tidak bisa berladang.
"Banjir ini banjir kiriman. Sudah banyak ladang yang terendam," kata Kades. Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PALI, Ahmad Hidayat menyebut, pihaknya terus memantau kondisi banjir di Desa Curup.
Banjir juga terpantau di Talang Pipa Kecamatan Talang Ubi, Desa Purun Kecamatan Penukal dan beberapa lokasi lain. “Tapi hanya numpang lewat, cepat surut setelah hujan reda,” tuturnya.
Sebelumnya, di momen pergantian tahun 2023 ke 2024, banjir sudah lebih dulu melanda wilayah Desa Noman Baru, Kecamatan Rupit, Muratara. Tengah malam, sebagian masyarakat terpaksa melakukan evakuasi. Kejadiannya, sejak Sabtu sore hingga beberapa hari setelahnya, banjir menggenangi sejumlah daerah. Ketinggian banjir mulai dari 1,5 meter hingga 2,5 meter. (kur/zul/ebi/)