Pemprov Sangat Fokus Kendalikan Inflasi, Puluhan Kali Gelar Pasar Murah
Kebijakan Pemerintah Naikkan HPP Gabah Kering Panen untuk Stok Cadangan Beras Pemerintah-Foto: Evan Zumarli/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Inflasi Provinsi Sumsel dinilai masih cukup terkendali. Hal tersebut bahkan mendapatkan atensi dan perhatian dari Pemerintah Pusat. Sejauh ini angka inflasi Sumsel tahun 2023 sebesar 3,52 persen, masih di bawah angka rata-rata nasional.
Capaian ini tak lepas dari kerjasama seluruh stakeholder. Karena tidak mungkin hal itu dapat tercapai jika kerja sendiri. "Kebersamaan, kolaborasi dan kerja keras jadi kunci untuk mencapai target tersebut," kata Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni, kemarin.
Dikatakan, berbagai langkah untuk menekan inflasi pun telah dilakukan tahun 2023 dan di 2024 upaya ini pun dimungkinkan tetap dilakukan. Di antaranya lewat program Gerakan Pangan Murah (GPM) oleh Pemprov Sumsel sebanyak 21 kali pada periode Maret-September 2023 dan 13 kali pada Oktober- Desember 2023. Lalu Operasi Pasar Murah (OPM) Pemprov sebanyak 18 kali selama periode November- Desember 2023.
Khusus menjelang Natal dan Tahun Baru lalu, operasi pasar setiap hari Senin, Selasa dan Kamis. "Hal ini untuk menjaga rantai pasokan stok pangan," papar dia. Tak hanya itu, pihaknya juga memberikan subsidi ongkos angkut dan subsidi harga serta memberikan cabai merah, bawang merah, dan bawang putih secara gratis ke masyarakat.
BACA JUGA:Inflasi Sumsel Tertinggi Keenam, Lebih Tinggi dari Nasional
BACA JUGA:Tekan Inflasi, Gelar Pasar Murah
"Subsidi ongkos dan subsidi komoditi diberikan agar tidak terjadi peningkatan harga di masyarakat," ungkap dia. Kemudian pelaksanaan High Level Meeting, rapat koordinasi, dan rapat teknis Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama Bupati/Walikota dan Forkompinda serta instansi terkait secara periode guna memastikan stok pangan di masyarakat dan mencari kendala atau solusi.
Lalu, masih kata Fatoni, kerjasama MoU dengan daerah-daerah penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan misalnya pada komoditi bawang merah. “Kita kerjasama dengan Provinsi Jawa Timur (Nganjuk), Nusa Tenggara Barat (Bima dan Lombok), Bali (Bangi), Bengkulu (Rejang Lebong, Curup),” tegasnya.
Tak kalah penting, kata dia, terkendalinya inflasi tidak terlepas dari program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) melalui pembagian gratis bibit tanaman padi, cabai, bawang, tanaman horikultura lainnya dan ikan serta ternak. Ada juga pemantauan harga dan stok melalui apolikasi SP2KP, panel harga, PHPS dan aplikasi lainnya untuk memastikan kebutuhan tersedia bersama tim Satgas Pangan Polda dan instansi terkait
BACA JUGA:Berhasil Tekan Inflasi, Masifkan Program GSMP
BACA JUGA:Kendalikan Inflasi, Ratu Dewa Bagi 150 Paket Sembako di SU 2, Ini yang Dia Ungkapkan!
Sidak ke pasar, sidak ke gudang dan sidak distributor guna memastikan mereka tidak menahan barang dan melakukan pengecekan stok barang maupun harga bersama satgas pangan Polda Sumsel, BI Perwakilan Sumsel, aparat dan dinas serta intansi terkait lainnya. "Sidak ini memastikan stok tersedia banyak dan mencukupi untuk cegah panic buying di masyarakat," tuturnya.
Pemprov juga menghmbau kepada para produsen beras agar menyerap gabah produksi petani dan memprioritaskan peruntukannya memenuhi kebutuhan masyarakat Sumsel. Kemudian adakan Pasar Kepo (Kebutuhan Pokok) yang menyediakan komoditas bahan pangan dengan harga terjangkau dan lebih murah dari harga pasar. (yun/fad)