https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kantongi Identitas 11 Remaja Anggota ‘Gangster’

AKP Hendrawan-Foto: Ist-

LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID - Tim Macan Satreskrim Polres Lubuklinggau masih terus memburu 11 remaja yang diduga anggota ‘gangster’. Mereka ini pelaku aksi penyerangan dan penganiayaan terhadap MI (17), seorang pelajar di Jl H Madnur, Kelurahan Muara Enim, Kecamatan Lubuklinggau Barat I.

Polisi telah mengantongi identitas ke-11 anak yang jadi buronan  itu. Inisial mereka, BM, ADR, DFR, ND, RVL, ILM, ARD, RZ, ACG, ARY, dan STR. Status mereka kini sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kepolisian. 

Baru enam orang yang sudah tertangkap dan kini dalam proses hukum selanjutnya. Akibat perbuatan komplotan remaja ini, MI alami luka bacok di betis kiri bagian belakang hingga urat nadinya terputus. Lalu, luka pada jempol kaki kanan dan kiri.

Korban harus menjalani rawat inap. Para pelaku juga menggasak empat handphone milik teman-teman korban. Sejumlah teman korban yang jadi saksi yakni LSW, YA, SPR, OK, dan GLG. Kapolres Lubuklinggau AKBP Indra Arya Yudha melalui Kasat Reskrim AKP Hendrawan, mengatakan pihak akan terus memburu 11 pelaku yang masih buron.

BACA JUGA:BKSDA Ngaku, Anjing Pelaku Penyerangan Rusa, Tapi Banyak yang Meragukan

BACA JUGA:Miris, Penyerangan dan Pembacokan ala Gangster di Lubuklinggau

"Kita akan cari sesuai petunjuk pemeriksaan korban dan pengakuan para tersangka yang sudah ditangkap," jelasnya. Kata AKP Hendrawan, 11 pelaku ini sudah dikantongi identitasnya. Polisi juga sudah mendatangi pihak keluarga pelaku agar kooperatif. Diketahui, 11 pelaku yang kini dalam pengejaran semuanya warga Lubuklinggau. "Kalau memang ada atau terlihat, akan kami lakukan penangkapan," tandasnya. 

Sebelumnya, Ketua PGRI Lubuklinggau, Erwin Susanto, mengatakan, bentuk tim untuk melakukan pengecekan keterlibatan para pelajar dari gangster remaja tersebut. Dia mengaku sangat miris dengan keterlibatan para pelajar dalam kelompok remaja yang melakukan aksi kriminalitas jalanan tersebut. Apalagi, sebagai guru, mereka sudah memberikan edukasi dan pendidikan yang baik terhadap para pelajar tersebut. 

Keikutsertaan pelajar dalam aksi penyerangan menggunakan senjata tajam sudah bukan dalam kategori kenakalan remaja lagi. Melihat waktunya juga sudah di luar jam sekolah yang jadi tanggung jawab sekolah. 

"Kita harap orang tua juga harus ikut memberikan perhatian dan pengawasan lebih terhadap anak-anak mereka. Karena pendidikan di sekolah itu terbatas dan waktunya cuma 7 jam," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, para pelaku penyerangan ini rata-rata usianya sekitar 16-17 tahun. Anggota kelompok tersebut punya peran berbeda. Ada yang mengatur strategi, pengumpul massa, eksekutor dan sebagai joki. (*/zul) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan