Ikut Cucu
Disway Dahlan Iskan-foto: ist-
BACA JUGA:Emas Natal
Sejak itu saya merasa bersalah –mengajaknyi jalan jauh. Sejak itu lututnya kian sakit. Berbagai pengobatan tidak meredakannya.
Akhirnya dia mau operasi. Berhasil. Tapi hanya yang kanan.Sampai 7 tahun kemudian masih takut operasi yang kiri.
Tapi dia ingin kumpul cucu. Lengkap. Waktu hari pertama ikut ke Universal Beijing tidak ada masalah: ada persewaan kursi roda. Murah.
Hanya 100 yuan, dengan deposito 500 yuan. Beres. Saya jadi pendorong kursi –bergantian dengan cucu dan anak.
BACA JUGA:Emas Eksi
Hari kedua mereka ingin ke Tian An Men dan Istana Terlarang. Saya ingat apa yang terjadi 10 tahun lalu.
Maka saya cegah istri. Jawabnya itu tadi. Ingin kumpul cucu-cucu yang lucu.
Tidak ada jalan lain: malam itu juga saya putuskan beli kursi roda. Yang paling sederhana saja.
Ada teman di Beijing yang bisa membelikannya secara online. Malam itu juga bisa diantar ke hotel.
BACA JUGA:Emas Ton
Dengan kursi roda itu saya bisa keliling Istana kuno itu tuntas. Dari depan sampai taman di belakang.
Waktu dengan istri dulu hanya lihat separo. Begitu besar. Baru dapat setengah sudah kelelahan.
Kali ini saya lihat wajah istri yang bahagia. Lima tahun lalu sebenarnya keinginan pergi bersama seluruh keluarga sudah terpenuhi.
Tapi gagal di tengah jalan. Kami berhasil tiba di Madinah. Umrah bersama. Tapi di Madinah saya mendadak sakit.