MANTAP! Sukses Berkat Mikroorganisme Ramah Lingkungan, Poktan Rimba Mundu Peringkat 3 Nasional dalam PPHT

Sosialisasi PPHT kepada Poktan Rimba Mundu Desa Pelajaran Lahat. Foto: triawan/sumateraekspres.id--

LAHAT, SUMATERAEKSPRES.ID - Kelompok Tani Rimba Mundu, yang beroperasi di Desa Pelajaran, Kecamatan Jarai, Kabupaten Lahat, meraih penghargaan nasional ke-3 dalam Penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PPHT). 

Penghargaan ini diberikan oleh Direktorat Perlintan Kementan RI, sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan mereka.

Kegiatan PPHT yang diterapkan oleh kelompok ini fokus pada pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menggunakan metode berkelanjutan. 

Mereka menggunakan mikroorganisme lokal (MOL) yang bersifat ramah lingkungan, seperti Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), Pestisida Nabati, Trichoderma sp, dan Beauveria bassiana.

BACA JUGA:Info Pengumuman Seleksi PPPK: Kemenag Daerah Ini Ungkap Pernyataan Berikut, Benarkah 28 Desember?

BACA JUGA:Kunker ke OKU Timur, Kajati Sumsel Beri Penekanan Ini Pada Jaksa dalam Pemilu 2024!

Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Peternakan Lahat, Ety Listina SP, kelompok ini berhasil mengatasi hama seperti kepik dengan mengundang predator alaminya ke lahan sawah. 

Mereka juga mengaplikasikan pestisida nabati dari mikroorganisme untuk menanggulangi serangan jamur secara alami.

"Poktan Rimba Mundu sebelumnya telah mengikuti pelatihan menyeluruh, mulai dari sosialisasi kegiatan hingga praktek lapangan pembuatan pestisida nabati,"ujarnya,  Kamis, 28 Desember 2023.

"Keberhasilan mereka dalam menerapkan PPHT diakui melalui penilaian nasional, di mana mereka menempati peringkat tiga," tambahnya.

BACA JUGA:Jalan Lettu Karim Kadir Amblas, Ini Perintah Tegas Pj Wako Palembang Ratu Dewa pada Dinas PUPR!

BACA JUGA:Info Loker Terbaru: Bea Cukai Buka Rekrutmen PPNPN 2024, Lulusan SMA SMK Boleh Daftar, Simak Syaratnya!

Pengendalian Hama Terpadu (PHT), sebagai konsep pengendalian yang memadukan taktik ekonomi, ekologi, dan sosial, dijelaskan lebih lanjut.

 Taktik pengendalian kimiawi dianggap sebagai alternatif terakhir dan hanya diterapkan jika tingkat kerusakan tanaman mencapai ambang ekonomi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan