Preview Manchester City vs Fluminense: Garansi Guardiola
Phil Foden --
SUMATERAEKSPRES.ID - Manchester City dan Fluminense akan bertarung mengukir sejarah sebagai juara baru di final Piala Dunia Antarklub 2023.
The Citizens punya Pep Guardiola sebagai garansi, tapi Fluminense pantas dihormati.
Tiga gelar Pep Guardiola menjadi bukti ia raja turnamen FIFA ini. Ia memimpin Barca ke podium pada 2009 dan 2011. Setelah itu, Guardiola melakukannya untuk kali ketiga bersama Bayern Munchen 2013 silam.
Dengan tiga trofi itu, Guardiola saat ini berbagi rekor dengan pelatih Madrid, Carlo Ancelotti. Dan, Pep jelas berharap menjadi pelatih pertama yang memenangkan empat gelar Piala Dunia Antarklub FIFA, dini hari nanti.
Selain rekor untuk dirinya, trofi di King Abdullah Sports City akan menjadi sejarah baru bagi Manchester City yang baru debut tahun ini. Itu jelas akan jadi penutup tahun sempurna setelah mereka meraih treble winner, Juni lalu.
“Ini pertama kalinya Manchester City berada di sini. Saya mewakili organisasi dan Klub yang luar biasa ini dan sekarang kami akan bermain di final melawan Fluminense dan mencoba menampilkan penampilan yang bagus,” kata Guardiola di situs City.
Mewakili pemain City, Jack Grealish menegaskan bahwa ini adalah momentum langka yang tidak bisa mereka lewatkan. Sang winger juga mengingatkan rekan setimnya tentang perasaan luar biasa jika mereka bisa menjadi juara dunia.
“Sulit dipercaya (untuk menjadi juara dunia). Ini adalah apa yang kita inginkan. Inilah tujuan kami datang ke sini. Manajer juga sudah menjelaskannya dengan jelas. Semoga saja kita bisa memenangkannya,” ujarnya di situs FIFA.
Klub Eropa punya tradisi bagus di Piala Dunia. Dalam 10 edisi terakhir, mereka keluar sebagai juara. Sementara klub non-Eropa terakhir kali menjadi kampiun 11 tahun lalu.
Pada 2012 klub Brasil lainnya, Corinthians mengalahkan Chelsea dengan skor 1-0 di Jepang. Hasil itu sekaligus mempertegas kutukan wakil Inggris yang tidak bisa juara dalam debut mereka di Piala Dunia.
Sebelumnya, Manchester United juga gagal mengangkat trofi di 2000. Di edisi pertama yang masih menggunakan sistem grup tersebut, MU kalah bersaing dari klub Brasil Vasco da Gama dan tim Meksiko, Necaxa.
Lalu, nasib sama dialami Liverpool pada debut mereka 2005 silam di Jepang. The Reds kalah 0-1 di final melawan raksasa Brasil lainnya, Sao Paulo.