Baru Jual Tanah, 1 Keluarga Dibunuh, Apa Motifnya?
EVAKUASI : Petugas kepolisian mengevakuasi jenazah empat korban dari satu keluarga di Desa Lumpatan, Kecamatan Sekayu, kemarin (20/12) yang jadi korban pembunuhan.FOTO: IST --
Kades Lumpatan 1, Agus Kurniawan, menambahkan rumah atau pondok yang ditempati keluarga Heri, memang agak jauh dari dari permukiman penduduk. Sekitar 500 meter. “Ada 2 rumah lain di dekatnya, tapi tidak ditempati,” terangnya.
Terkuaknya penemuan jenazah keempat korban itu, berawal Camat Sanga Desa Hendrik, hendak melihat lahannya yang belum lama dibelinya dari Hendri belum lama ini. Tidak terlalu luas, sekitar 2 hektare.
"Pak Camat mencium bau busuk, tapi kondisi pondok Heri terkunci dari luar. Kemudian akhirnya dicek sama polisi, ternyata ditemukan mayat itu," beber Agus.
Agus tidak melihat langsung kondisi dalam rumah, saat polisi melakukan Olah TKP. Hanya informasi yang didapatnya, hanya Heri dan ibunya, Masturo yang berada dalam rumah.
“Yang anak perempuannya (Aurel) di septictank belakang rumah. Anak yang laki-laki (Marsel), di semak-semak tidak jauh dari rumah. Kondisinya memang memprihatinkan, Pak," tutur Agus, turut bersedih.
Heri tinggal di pondok itu bersama ibunya, Masturo. Dan kedua anaknya, Marsel dan Aurel. Heri sudah berpisah dengan istrinya, yang kini bekerja di Batam. "Kami tidak menyangka kejadian ini,” ucap Agus.
Lanjut Agus, setelah Heri menjual tanahnya itu kepada Camat Sanga Desa, Agus menumpang tinggal pondok di lahan tersebut. “Sekalian ngurusi. “Tapi kalau pondok itu sudah termasuk lahan, memang sudah dijual," sambungnya.
BACA JUGA:Potong Tali Tas, 3 Perampok Eksekusi 2 Pegawai Bank. Segini Uang Hasil yang Didapat
Soal barang korban yang hilang, Agus tidak melihat lagi motor Yamaha Mio. Motor itu biasa dikendarai anaknya Heri ke sekolah. "Kalau barang lain saya kurang tahu, tapi mobilnya Ertiga masih ada di tempat, tidak hilang," pungkasnya.
Camat Sanga Desa, Hendrik, ketika dikonfirmasi membenarkan dia sedang bersama kerabatnya yang kebetulan anggota Polri, dan seorang kerabat lagi, mengecek lahan di lokasi tersebut.
"Kerabat tadi yang mencium bau busuk, kemudian oleh polisi baru di cek. Polisi yang menemukan, bukan saya," jelas Hendrik.
Soal penjualan tanah itu, Hendri membenarkan dia membelinya dari Heri sekitar 4 bulan lalu. Termasuk pondok yang ada di lahan itu. Dibelinya seharga Rp100 juta. “Dia (Heri) bilang mau menumpang di sana, karena belum ada rumah. Saya pikir tidak apa, sekalian bantu ngurusi lahan," ucapnya.
Hendrik terakhir bertemu dengan Heri, sekitar 1,5 bulan yang lalu. Kala itu Heri mendatangi rumah Hendri, meminta uang untuk keperluan merumput di lahan itu. “Sudah saya kasih," ulasnya.
Heri merupakan pria asal Desa Bailangu. Dia tinggal di Desa Lumpatan, karena menikah dengan warga sana. Namun kemudian bercerai, istrinya kini kerja sebagai TKI di luar negeri. Kedua anaknya masih duduk di bangku SD, tinggal bersama Heri.