Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik Dari Sekolah
KONVERSI MOLIS : Isropil, guru SMKN 2 Palembang melihat siswanya, Varel dan Alif Khaidar praktek mengonversi motor BBM menjadi motor listrik.-Foto : Rendi/Sumeks-
Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang di-update 28 Juli 2022, mengutip laporan inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) dan MPV 2020 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, sektor energi di Tanah Air menyumbang emisi GRK mencapai 638,8 juta ton (34 persen) tahun 2019 dan emisi kendaraan bermotor kontributor utama. Karenanya pengendalian emisi ini menjadi salah satu program Pemerintah dalam mencapai target NZE pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Berdasarkan peta jalan transisi energi yang disusun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pengurangan emisi GRK di sektor energi melalui beberapa program. Di antaranya mempensiunkan dini PLTU, meningkatkan kapasitas pembangkit EBT (energi baru terbarukan), penggunaan cofiring biomassa pada PLTU, pemanfaatan biodiesel dari kelapa sawit, hingga meningkatkan penggunaan kendaraan listrik salah satunya lewat konversi motor BBM menjadi listrik. Program konversi ini ditaksir bisa menurunkan emisi gas buang kendaraan bermotor mencapai 30 ribu ton CO2 per tahun.
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM menargetkan konversi motor BBM menjadi molis sebanyak 50 ribu unit pada 2023 dan 150 ribu unit pada 2024. “Pelatihan konversi motor listrik ini salah satu upaya mendukung percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik oleh Pemerintah melalui sekolah,” lanjut Isropil lagi.
Manager Elders Garage, Saugi mengatakan pihaknya memberikan pelatihan konversi molis kepada banyak sekolah di Indonesia. “PLN menunjuk kami menggelar workshop bagi para guru dan siswa. Tak hanya sekolah di Palembang, tapi juga di berbagai kota lain seperti Manado, Makasar, Lampung, dan lainnya,” bebernya.
Dengan harapan para siswa nantinya bisa menjadi teknisi molis yang mahir dan mumpuni, melengkapi ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Selain mengedukasi, pihaknya menyediakan konversi kit molis untuk sekolah dengan komposisi TKDN (tingkat komponen dalam negeri) 50 persen.
“Saya kira ke depan, seiring komitmen Pemerintah dan PLN mendorong transisi energi bersih, motor listrik bisa jadi kendaraan massal layaknya motor BBM saat ini. Program konversi yang masif sangat tepat dalam memberikan pembelajaran kepada siswa dan meliterasi masyarakat betapa pentingnya kendaraan berenergi bersih,” tuturnya.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (UID S2JB), Amris Adnan menjelaskan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) kian diminati masyarakat. Data Korlantas Polri, populasinya ditaksir sudah mencapai 68 ribu unit kendaraan listrik berbagai jenis per September 2023. Sekarang semakin banyak pula industri otomotif menawarkan mobil atau motor listrik ke pasaran.
“Banyak keuntungan menggunakan kendaraan listrik, seperti mengirit biaya operasional penggunaan bahan bakar yang hanya 20-25 persen dari kendaraan konvensional, perawatan mudah karena tak banyak komponen, efisien bisa charge di rumah atau SPKLU/SPLU, tanpa emisi yang mencemari lingkungan, udara menjadi lebih bersih, Makanya PLN sangat mendukung program elektrifikasi dan konversi kendaraan bermotor,” ungkapnya saat launching program Electric Vehicle Support di SMKN 2 Palembang, Selasa (8/8/2023).
Tapi sayangnya jumlah bengkel umum kendaraan listrik di Indonesia masih sedikit sekali, begitupula bengkel konversi yang terdaftar di platform Kementerian ESDM baru ada 12 bengkel. Elders Garage sendiri satu di antara bengkel pelaksana konversi.
“Karenanya kami berharap program pelatihan konversi motor listrik bagi para guru dan siswa atau Electric Vehicle Support bersama Disdik Sumsel dapat melahirkan mekanik-mekanik handal dari siswa lulusan sekolah, sehingga memacu pertumbuhan bengkel-bengkel molis baru,” imbuhnya. Dengan begitu ekosistem kendaraan listrik cepat terbangun dan program konversi terlaksana secara optimal.
Sebelumnya, PLN beberapa kali memamerkan motor listrik hasil konversi dari motor BBM di event Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023, Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2023, dan seterusnya. Motor-motor itu diproduksi PLN Pusharlis dan PLN Puslitbang misalnya Vespa Electric, KLX Electric, Choper Electric, Binter Electric, Regal Raptor, dan lainnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan lewat motor konversi ini, PLN ingin memberikan experience kepada masyarakat agar tidak ragu beralih dari motor BBM ke motor listrik. “Kita ingin mengenalkan bahwa konversi adalah alternatif untuk memiliki EV bagi masyarakat yang mungkin belum cocok dengan EV pabrikan, mengingat segmen konversi itu untuk orang yang masih sayang sama motornya tapi pengen menjadi motor listrik,” terang Darmawan.
Bagi masyarakat yang ingin mengonversi kendaraannya bisa mendatangi bengkel-bengkel konversi yang sudah tersertifikasi. Penggunaan kendaraan listrik yang masif dapat membantu Pemerintah menekan impor BBM dan beralih menggunakan energi berbasis dari dalam negeri. “Kita melihat motor listrik adalah suatu demam yang menjadi gaya hidup baru. Dengan ini kita bisa bergeser dari energi impor ke domestik,” sebutnya. Apalagi Pemerintah telah mengucurkan subsidi konversi molis sebesar Rp10 juta untuk masyarakat.
Direktur Konservasi Kementerian ESDM, Gigih Udi Atmo memberikan apresiasi atas dukungan PLN terhadap program Pemerintah dalam konversi kendaraan BBM menjadi listrik. Ia pun mengajak semua pihak bersama-sama memerangi dampak perubahan iklim dari kendaraan bermotor. “Terima kasih atas kolaborasi semua pihak. Ayo kita bersama memerangi efek global warming, salah satunya melalui program konversi ini,” ungkap Gigih dalam keterangannya.
Menurutnya, program konversi molis menyasar 50 ribu unit tahun 2023. “Program ini tak sekedar mengurangi ketergantungan kepada bahan bakar fosil, tapi juga meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan mengurangi polusi udara dan memacu perekonomian,” imbuhnya. Selain itu membantu mempercepat transisi energi ke energi ramah lingkungan, membangun keberlanjutan, dan membantu finansial pengguna lantaran lebih irit.